Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indocement Olah Sampah Jabar Jadi Bahan Bakar Alternatif

Indocement Olah Sampah Jabar Jadi Bahan Bakar Alternatif Kredit Foto: Antara/Khairizal Maris
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama pemenang tender, PT Jabar Bersih Lestari, melakukan pencanangan pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Gedung Sate, Bandung.

Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya menyatakan, pencanangan ini merupakan titik awal dari solusi penanganan sampah di regional Kabupetan Bogor, Kota Bogor, dan Depok, di mana fasilitas terpadu ini akan menjadi tempat pembuangan akhir sampah dari tiga wilayah tersebut.

"Kami berharap proyek ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Atas nama Indocement, kami mohon dukungan dari semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, Pemprov Jabar, Pemda Bogor, serta semua kepala dinas terkait untuk mensukseskan proyek ini. Mari bersama-sama menjadikan Jawa Barat Bersih Lestari," kata dia di Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Setiap hari, TPPAS Nambo akan mengolah kurang lebih 1.500 ton sampah menjadi 30% Refuse Derived Fuel (RDF) dengan proses sederhana dan berbiaya rendah, yang kemudian akan dibeli PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Proses pengolahan tersebut berlokasi di Kampung Curug Dengdeng, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor atau 6,6 kilometer dari pintu keluar Gunung Putri Tol Jagorawi.

Proyek TPPAS ini dimulai sekitar 8 tahun lalu dan bernilai strategis bagi Indocement. Proyek ini akan membuka pintu sejarah baru bagi Indonesia dalam menangani pengolahan sampah yang menjadi masalah umum di semua kota di Indonesia. 

Sebagai wujud nyata dukungan dalam proyek ini, Indocement membangun jalan tembus Gunung Putri untuk menghubungkan jalan provinsi ke lokasi proyek TPPAS Lulut Nambo pada 2015 lalu.

Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari apabila diproses dengan baik dan benar dapat menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan, terbarukan (renewable), serta mengurangi emisi karbon bagi industri semen. 

Proyek ini juga dijadikan percontohan bagi daerah lain, sehingga masalah sampah rumah tangga bisa teratasi tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, sekaligus dapat memanfaatkan lahan yang kurang efisien.

Selain itu, proyek ini adalah jawaban untuk mengatasi permasalahan sampah, khususnya di wilayah Jawa Barat. Saat ini, pabrik Indocement mampu memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar.

Buktinya pada akhir 2017, Kompleks Pabrik Citeureup menerima Sertifikasi Standar Industri Hijau untuk Industri Semen Portland dari Lembaga Sertifikasi Industri Hijau, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: