Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Keok, Mantan Bos Bursa Minta Pemerintah Yakinkan Pelaku Pasar

Rupiah Keok, Mantan Bos Bursa Minta Pemerintah Yakinkan Pelaku Pasar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hampir menyentuh level Rp15.000 per dollar AS. Nilai tukar rupiah saat ini ada diposisi Rp14.927 per dollar AS berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).

Terkait hal tersebut, mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, menyatakan apabila semua pihak percaya jika angka ekonomi kita tidak jelek, kemudian dasar Negara ini kuat, politik pun relatif stabil. Namun, Ia mempertanyakan kenapa dalam kondisi pelemahan rupiah pemerintah selalu menyalahkan ekonomi global.

“Pasar bereaksi tidak hanya secara fundamental, bahkan kadang bergerak liar karena persepsi. Mari tanyakan kepada para pengambil keputusan fiskal & moneter. Kapan terakhir kali mereka keliling menemui pelaku pasar, Fund manager, Pengelola dana di pasar, Analis, S&P, MSCI, tokoh pelaku keuangan dunia. Republik memerlukan seorang tokoh moneter yang secara meyakinkan dengan humble bisa berbicara terbuka ke pasar bahwa rupiah tidak selemah yang mereka pikirkan,” ucapnya, di Jakarta, Rabu (05/09/2018).

Menurutnya, Indonesia perlu mempunyai seorang tokoh fiskal yang bisa meyakinkan pasar bahwa APBN kita akan mampu dengan ringan dan sehat melewati masa krisis 2 hingga 3 tahun ke depan.

“Berbicara secara meyakinkan, buang arogancy birokrasi apalagi arogancy intelektual (pasar tidak suka itu), apalagi  membandingkan kehebatan negara dibanding negara lain. Memperbaiki persepsi tentang Indonesia yang lebih baik dari yang mereka tau, lebih baik dimasa depan,” ucapnya.

Ia menilai apabila Indonesia harus meyakinkan pelaku pasar rupiah itu kuat. Bahkan Ia memandang Indoneisa juga perlu mempunyai satu teori ekonomi baru, yang memaksimalkan competitive advantage yang Indonesia miliki, bukan teori ekonomi yang Consumerism, Feodalism apalagi Hedonism.

“Kita harus yakinkan mereka (pelaku pasar) bahwa Rupiah is not as weak as you thought , convince pelaku pasar bahwa APBN will be able to pass the crisis!! Bahwa Republik ini mampu memanage APBN 2 hingga 3 tahun kedepan. Kita harus berbicara solusi secepatnya, jangan menyalahkan penyebab, memperbaiki persepsi tentang negara secara technical,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: