Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tenang, Penurunan Indeks Hanya Sentimen Sesaat Saja Kok

Tenang, Penurunan Indeks Hanya Sentimen Sesaat Saja Kok Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam hingga sebesar 221.80 poin atau 3.76% hingga berada di posisi 5.683,5 pada akhir penutupan perdagangan hari ini.

Menanggapi hal tersebut, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, menuturkan bahwa pelemahan indeks hanya sentimen sesaat saja. Malah, Ia memprediksi IHSG pada perdagangan esok hari bakal kembali menguat.

“Saya melihat besok rebound karena ini hanya efek sesaat orang mungkin panik,” ujarnya, saat dihubungi, di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Pasalnya, William melihat apabila secara fundamental Indonesia masih baik yang tercermin dari data-data ekonomi yang ada. Namun, yang seharusnya menjadi perhatian itu bagaimana pihak-pihak yang ada di pasar modal meyakinkan investor khususnya investor asing bahwa kondisi ekonomi di tanah air masih terjaga dengan baik.

“Kalau adanya inflow yang signifikan akan dongkrak IHSG. Karena kita masih butuh investor luar untuk masuk. Bukan gak bangga dengan jadi raja di negeri sendiri tapi negara seperti Amerika pun masih butuh capital inflow makanya mereka janjikan naika suku bunga the fed,” ucapnya.

Meski begitu, Ia tak menampik bila pelemahan indeks hari ini memang dipengaruhi oleh pelemahan Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang saat ini ada diposisi Rp14.927 per dollar AS. Investor khawatir pelemahan rupiah tersebut bakal menggerus cadangan devisa Indonesia.

“Ada sedikit sentimen, karena adanya pelemahan nilai tukar, investor khawatir cadev turun lagi. Harusnya tidak turun dalam karena pemerintah cukup sigap menghadapi gejolak perekonomian, karena harga komoditas, minyak tidak terlalu melonjak,” terangnya.

Ia pun meminta agar seluruh pihak tidak menanggapi secara berlebihan pelemahan rupiah tersebut. Karena, pelemahan rupiah terjadi karena terjadi penguatan nilai tukar dollar terhadap nilai tukar negara lain. Alhasil, membuat para investor mengalihkan portofolio investasinya. 

“Jangan kita terlalu berlebihan khawatir, karena kalau berlebihan akan terjadi efek domino. Ekonomi masih berjalan normal. Nothing to worry dari dalam negeri. Hanya butuh pengertian investor terkait keadaan yang sebemarnya. Meski rupiah tertekan itu wajar saja. Kalau liat USD index, menunjukan penguatan walaupun tidak signifikan,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: