Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelemahan Rupiah Tak Surutkan Impor Barang

Pelemahan Rupiah Tak Surutkan Impor Barang Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelemahan rupiah dan penyesuaian tarif PPh impor tidak menyurutkan geliat impor di dalam negeri. Ini dapat dilihat dari masih diadakannya beragam kegiatan pameran bertaraf internasional, seperti pameran otomotif, peralatan industri furniture, dan elektronik yang kebanyakan dari barang tersebut didatangkan dari luar negeri. 

Salah satu pameran tersebut adalah International Electronic & Smart Appliances Expo 2018, pameran elektronik, peralatan listrik, dan asesoris yang akan digelar di Jakarta International Expo Kemayoran, 13-15 September mendatang. Jason Chen, General Manager ChaoYu Expo selaku penyelenggara pameran mengaku tidak begitu khawatir dengan kondisi ekonimi yang terjadi di Indonesia. 

Diakui saat ini rupiah melemah hingga di level Rp15.000 per dolar AS. Menurutnya hal itu aman memberi pengaruh berupa menurunnya daya beli masyarakat akan produk impor. Namun menurutnya tren perdagangan dan pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang cenderung meningkat, itu masih cukup untuk menopang ekonomi dalam negeri. 

Terkait dengan penyesuaian tarif PPh Impor, lanjut Jason, merupakan kebijakan fiskal yang diambil pemerintah untuk menekan laju impor dan menolong nilai tukar rupiah itu sendiri. Dan masih banyak kebijakan lainnya, yang akan menjaga daya beli masyarakat. 

“Secara jangka panjang tak ada halangan, karena populasi Indonesia yang besar menjadi peluang pasar yang sangat besar. Dan barang-barang yang diimpor sangat dibutuhkan, jadi kami tidak terlalu khawatir akan dampak tersebut,” ungkap Jason, Kamis (6/9/2018).

Faisal, trainer importir.org menambahkan, untuk barang-barang yang diimpor dari China tidak begitu terpengaruh terhadap fluktuasi dolar Amerika. Sebab ketika dolar menguat terhadap mata uang asing, pemerintah China biasanya mengeluarkan kebijakan yang nilai tukar mata uang lain menguat terhadap Renminbi (RMB) sebagai mata uang China Hongkong. 

“Kebijakan itu dikeluarkan agar konsumen tidak kabur,” jelas Faisal. 

Selain itu menurut Faisal lagi, kebijakan kenaikan PPh impor hanya berlaku untuk beberapa barang tertentu terutama barang konsumsi. Sementara ada lebih dari 10.800 HS Code untuk kategori barang impor dengan PPh yang berfariasi. Jadi bagi importir yang paham, mereka akan memilih barang untuk diimpor yang tidak terlalu tinggi Pphnya, agar harga tidak terlalu mahal. 

Sementara itu, Soegiharto Santoso, Ketua Umum asosiasi pengusaha komputer (Apkomindo) berpendapat, terjadinya pelemahan rupiah dapat disiasasi dengan melakukan transaksi impor dengan mata uang di mana negara asal. Misalkan China, maka lebih baik pembelian dengan harga mata uang RMB, yang dikonversi langsung dengan mata uang rupiah. 

“Jangan sampai transaksi diatur oleh US, di sana kan ada mata uang. Ya belinya berdasarkan harga RMB, kalau dengan dolar ya kita akan dirugikan,” ujar Soegiharto. 

Soegiharto menambahkan, pameran bertaraf internasional seperti International Electronic & Smart Appliances Expo 2018 sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Selain untuk mendapatkan barang dengan lebih murah, juga sebagai sarana para pengusaha importir Indonesia untuk bertemu langsung dengan supliernya. Selain itu juga sebagai sarana edukasi masyarakat dan pengusaha tentang produk-produk luar negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: