Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelemahan IHSG: Momentum Tepat Genjot Investasi

Pelemahan IHSG: Momentum Tepat Genjot Investasi Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi ekonomi global saat ini kurang menguntungkan bagi emerging markets, seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, sedikit banyak memiliki dampak terhadap stabilitas ekonomi di beberapa negara, khususnya negara-negara berkembang.

Indonesia salah satu yang terdampak imbas sentimen global yang cenderung negatif, didukung dengan faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi, seperti neraca impor yang lebih tinggi. Kondisi tersebut ikut mengakibatkan nilai rupiah turun terhadap dolar AS dan turut menyeret pasar saham di Indonesia, sehingga lesu akhir-akhir ini.

Pada Rabu (5/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.683,5, terjun bebas sebesar 221,80 poin atau 3,76% sepanjang perdagangan. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya di posisi 5.621,60 dan level tertinggi 5.868,77.

Namun, menurut Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution, investasi di dalam negeri yang lesu ini justru dipandang sebagai momentum yang baik untuk membeli saham dan meningkat investasi. Lebih lanjut katanya, kondisi pasar saat ini layaknya dua sisi mata uang yang berbeda, tergantung bagaimana investor menyikapinya.

"Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi oleh banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional, namun kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik," tutur Amran di Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Amran menegaskan, kondisi fundamental Indonesia masih sangat baik, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,27%, inflasi masih terjaga di kisaran 3,2%, cadangan devisa masih aman di US$118 miliar dan peringkat surat utang negara dikategorikan Investment Grade.

"Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental emiten," tambahnya.

Terhitung Juli 2018, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan kinerja investasi relatif baik, dengan dana kelolaan mencapai Rp333 triliun dan peningkatan hasil investasi sebesar 13,8% hingga mencapai Rp17 triliun.

Adapun aset alokasi investasi dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain 62% penempatan pada surat utang, 18,5% penempatan di saham, 8,5% pada deposito, 10% pada Reksadana dan 1% pada Investasi Langsung.

"Jika dilihat, kondisi saham per hari ini, sudah mulai ada pergerakan ke arah positif di sebagian besar sektor saham. Kami rasa momen yang baik ini jangan sampai terlewat," ujar Amran.

“Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik agar memberikan sentimen positif dan kontribusi yang baik kepada negara. Sebagai investor, ayo kita dukung pasar dalam negeri dengan masuk ke pasar saham saat ini. Dengan cara seperti ini, pasar Indonesia akan bangkit dan kembali normal," tutup Amran.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: