Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Tukar Menguat, BI: Mekanisme Pasar Bekerja

Nilai Tukar Menguat, BI: Mekanisme Pasar Bekerja Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hari ini, Jumat (07/09/2018) mengalami penguatan dibandingkan hari sebelumnya. Data RTI menyebutkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berada pada level Rp14.830 per dolar AS, atau menguat sebesar 0,29%.

Sementara menurut data Jisdor BI, nilai tukar Rupiah pada hari ini berada pada posisi Rp14.884 per dolar AS, menguat dibandingkan sehari sebelumnya yang berada pada posisi Rp14.891 per dolar AS.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, stabil dan menguatnya nilai tukar Rupiah hari ini tak lepas dari peran para pelaku usaha yang turut memberikan kontribusinya terhadap suplai valas di Indonesia.

"Dua hari ini suplai demand bekerja, mekanisme pasar bekerja, apresiasi kepada pengusaha yang jual valasnya, mekanisme pasar bekerja sehingga perkembangan nilai tukar Rupiah yang terjadi ini semakin bertambahnya suplai," ujar Perry di Jakarta, Jumat (07/09/2018).

Selain mengandalkan mekanisme pasar, untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar, Perry menegaskan BI berkomitmen untuk terus melakukan sejumlah langkah-langkah dan kebijakan.

"Baik yang terkait dengan keberadaan kami di pasar, tapi dengan suplai yang terus bertambah yaitu mekanisme pasarnya semakin lama semakin kuat. Sehingga pergerakan pasar ke nilai tukar Rupiah ini memang banyak didukung semakin meningkatnya suplai di pasar sehingga membentuk pergerakan kurs yang mencerminkan mekanisme suplai demand di pasar," jelasnya.

Ke depan BI meyakini nilai tukar Rupiah akan tetap terjaga didukung oleh fundamental makro ekonomi yang masih baik dan langkah kongkret pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan.

"Tentu saja kalau kita lihat, pergerakan infalsi yang sangat rendah malah deflasi Agustus, pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, perbankan yang kuat, kredit lebih dari 10% bahkan kecendrungan naik, langkah-langkah penurunan defisit transaksi berjalan, itu ada ruang rupiah lebih baik lagi ke depan," tukasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: