Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertemuan di Jenewa, Imbauan Indonesia untuk Dunia 'Keren'

Pertemuan di Jenewa, Imbauan Indonesia untuk Dunia 'Keren' Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jenewa -

Pemerintah Indonesia dalam pertemuan "The 11th Open-Ended Working Group (OEWG) of the Basel Convention" mengimbau pengurangan sampah plastik global. Upaya pengurangan sampah plastik menjadi perhatian serius delegasi berbagai negara pada pertemuan Kelompok Kerja Konvensi Basel (Basel Convention) yang berlangsung di Jenewa pada 3-6 September 2018.

Dalam pertemuan itu, Indonesia diwakili oleh Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Novrizal Tahar, menjelaskan kebijakan dan strategi pengurangan sampah plastik laut sebesar 30 persen pada 2025. Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa program nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik. Bahkan Indonesia secara konsisten telah mendukung pembahasan isu sampah plastik di laut pada berbagai forum global, termasuk Konvensi Basel.

"Diharapan memperoleh dukungan peningkatan keahlian dan kapasitas kelembagaan nasional," ujarnya di Jenewa, Minggu (9/9/2018).

Ia menambahkan, dengan garis pantai terpanjang nomor dua di dunia, laut dan sumber daya hayati serta non hayati di dalamnya adalah kekayaan penting bangsa Indonesia yang harus terus dijaga. Olehnya itu, Novrizal menekankan upaya mengatasi sampah plastik di laut memerlukan kerja sama global di mana semua negara perlu berbagi pengalaman, mentransfer teknologi, serta melakukan koordinasi lintas batas.

"Indonesia telah memiliki kerja sama dengan Norwegia dalam mengatasi sampah plastik laut di Teluk Jakarta," katanya.

Bertambahnya volume sampah plastik menjadi masalah yang perlu ditangani serius. Sea Education Association memperkirakan bahwa sejak 1950 telah diproduksi sebanyak 8,3 miliar ton plastik. Sampah plastik memiliki dampak buruk yang besar bagi lingkungan karena sulit terurai akibat panjangnya rantai karbon. Pencemaran plastik dikhawatirkan mengganggu ekosistem dan menimbulkan kerusakan lingkungan.

Tidak hanya di tanah, sampah plastik juga menimbulkan dampak buruk di laut. Plastik dan partikel plastik kecil (microplastics) mencemari biota laut dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Sekadar diketahui, Konvensi Basel merupakan perjanjian internasional untuk mengontrol polusi zat kimia dan limbah bahan berbahaya. Pencemaran plastik di laut menjadi topik utama pada OEWG tersebut. Atas prakarsa Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB, WTO dan organisasi internasional lainnya di Jenewa, Indonesia bersama Swiss, Norwegia, Prancis, Inggris, Uruguay dan Kolombia, menyuarakan perlunya aksi global mengurangi limbah plastik, terutama di ekosistem laut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: