Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Partai Demokrat memberikan kelonggaran bagi sejumlah DPD terkait pilihan politiknya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 haruslah hati-hati. Pasalnya, menurut Sekeretaris Jenderal Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden Republik Indonesia (Renas 212 JPRI) M. Adnan Rara Sina, kebijakan tersebut merupakan sebuah jebakan batman yang sering dilakukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat.
"Sudah jadi tipikal Susilo Bambang Yudhoyono dan partai demokrat yang selalu main dua kaki di setiap perhelatan politik jika bukan keluarga inti SBY yang ikut dalam kontestasi pemilu," ujar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Lanjutnya, Ia memaparka, seperti pemilu 2014, SBY menyatakan netral, padahal Hatta Rajasa merupakan besannya yang maju dan waktu dalam pada Pilkada DKI putaran kedua tahun 2017 lalu, setelah kalah lalu Ia menyatakan netral.
Sambungnya, saat ini SBY memberikan dispensasi seperti DPD demokrat Papua dan Sulawesi Utara untuk mendukung Jokowi. Hal tersebut haruslah disikapi oleh tim Jokowi.
"Tipikal SBY yang menyusupkan kadernya di dua kubu hanya trik agar siapa pun yang menang, SBY dan demokrat pemenangnya sekaligus mencuri semua informasi di dua kubu untuk kepentingan SBY dan partainya sendiri," Sambungnya.
Selain itu, Ia menambahkan bahwa Jokowi CS tak usah terlalu menanggapi langkah SBY dengan politik dua kakinya ini.
"Namun rapuhnya koalisi Prabowo Sandi ini akan memudahkan proses pemenangan Jokowi kedepan, saat kubu Prabowo kelimpungan, koalisi Indonesia kerja terus maju dua langkah di depan apalagi dengan hadirnya Erick Tohir memimpin tim kampanye," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
