Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Reaktor BATAN, Setia Berikan Layanan ke Masyarakat

Tiga Reaktor BATAN, Setia Berikan Layanan ke Masyarakat Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Tiga reaktor riset yang dimiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yakni Reaktor TRIGA 2000, Reaktor Kartini , dan Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy hingga kini beroperasi dengan baik dan tetap setia memberikan layanan kepada masyarakat.

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan layanan yang diberikan ketiga reaktor riset tersebut yakni jasa iradiasi, pengujian sampel untuk penelitian, dan produksi radioisotop yang sangat berguna di bidang pertanian, kesehatan, industri dan lingkungan.

"Untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat penggunanya, BATAN menggelar temu pelanggan di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Bandung," katanya kepada wartawan di Bandung, belum lama ini.

Selain itu, kegiatan temu pelanggan ini juga digunakan sebagai ajang mempromosikan keunggulan pemanfaatan teknologi nuklir dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat. 

Djarot menjelaskan reaktor TRIGA 2000 merupakan reaktor pertama yang miliki bangsa Indonesia, berlokasi di Jl. Tamansari Bandung. Reaktor yang dibangun pada tahun 1965 ini berkapasitas 2MW diperuntukkan memberikan layanan kepada masyarakat dalam memproduksi radioisotop dan melakukan analisis dengan Analisis Aktivasi Neutron (AAN). 

"Analisis ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengujian terhadap sampel makanan maupun lingkungan," jelasnya.

Saat ini pemanfaatan reaktor TRIGA 2000 belum optimal mengingat reaktor ini baru saja mendapatkan perpanjangan izin operasi yakni pada bulan Mei 2017. Selain itu, terdapat beberapa komponen yang mengalami penuaan yang menyebabkan fungsi reaktor TRIGA 2000 tidak optimal.

Namun demikian, kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan perbaikan atau penggantian komponen yang telah menua, sehingga diharapkan reaktor TRIGA 2000 dapat dimanfaatkan secara optimal oleh berbagai pihak, diantaranya perguruan tinggi, rumah sakit, industri, dan bahkan pemerintah daerah. 

"Belum meluasnya jumlah stakeholder yang dapat memanfaatkan teknologi nuklir juga menjadi kendala tersendiri dalam mengoptimalkan fungsi reaktor TRIGA 2000," ujarnya.

Sedangkan Reaktor Kartini merupakan reaktor kedua, yang dibangun pada tahun 1979 dan berlokasi di yogyakarta dengan daya 100kW. Reaktor ini diperuntukkan sebagai tempat pelatihan bagi para operator reaktor dan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penelitian dan pengembamgan di bidang fisika dan teknologi reaktor, melakukan peningkatan keselamatan operasi dan pendayagunaan fasilitas reaktor, dan melakukan layanan iradiasi.

Selain kedua reaktor tesebut, bangsa Indonesia, dalam hal ini BATAN mempunyai Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG GAS) sebagai reaktor riset terbesar di kawasan asia tenggara. Dengan kapasitas 30MW, RSG GAS memberikan jasa layanan dan produk iptek nuklirnya berupa layanan iradiasi dan produksi isotop. 

Berdasarkan tahun pembuatannya, usia ketiga reaktor tersebut bukan usia yang muda lagi. Berbagai penuaan komponen menjadi perhatian khusus pihak BATAN. Oleh karena itulah dilakukan revitalisasi pada beberapa komponen yang dirasa perlu untuk menjamin keberlangsulan layanan iradiasi dan produksi radioisotop yang dibutuhkan masyarakat.

Pemanfaatan reaktor nuklir tidak hanya untuk kegiatan litbang saja, melainkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itulah, dengan adanya kegiatan temu pelanggan ini diharapkan, masyarakat lebih mengenal pemanfaatan reaktor riset dengan baik.

"Kegiatan temu pelanggan ini diharapkan proses diseminasi dapat berjalan dan jumlah stakeholder semakin bertambah, dengan demikian pemanfaatan teknologi nuklir dapat semakin optimal," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: