Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerak Telor: Peluang dan Prospek di Era Milenial

Oleh: Dwi Mukti Wibowo, Pemerhati masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan

Kerak Telor: Peluang dan Prospek di Era Milenial Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kira-kira siapa berteriak paling keras akibat kenaikan harga bahan pangan sehari-hari? Mayoritas pastilah emak-emak. Jawaban itu tidak sepenuhnya benar. Jawaban lainnya adalah penjual kerak telor. Kenapa kerak telor?

Kerak telor merupakan makanan asli daerah Jakarta (Betawi). Bahan-bahan kerak telor meliputi beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan), bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir. Bahan dasar kerak telor terdiri dari bahan-bahan pangan yang sangat rentan pada pasang surut atau volatilitas harga di pasar. Masalah timbul, jika harga bahan pangan naik.

Lantas apakah harga kerak telor juga ikut naik? Dan apakah selisih kenaikan berbanding lurus antara selisih kenaikan harga bahan baku dengan keuntungan hasil penjualan? Pertanyaan ini menjadi relevan dengan kondisi ekonomi saat ini ketika harga barang-barang di pasar sangat fluktuatif.

Sebelum jauh membahasnya, kenapa kerak telor dikenal dengan sebagai Omelet Batavia? Apa hubungannya dengan Batavia? Konon cerita, pada zaman penjajahan Belanda, kerak telor tercipta secara tidak sengaja. Kerak telor merupakan hasil coba-coba sekawanan orang Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta.

Kawasan ini dulunya terkenal dengan sebutan Batavia. Karena memiliki banyak pohon kelapa, para warga memanfaatkan buah kelapa ini untuk memasak beragam makanan. Salah satunya adalah kerak telor. Baru sekitar 1970, warga Betawi mulai berani menjajakan kerak telor di kawasan Tugu Monas. Makanan ini ternyata memiliki daya tarik dan membuat wisatawan berdatangan ke Jakarta. Saat ini, kerak telor telah menjadi makanan kaum elite. Karena bentuknya seperti omelet, kerak telor kerap disebut omelet Batavia.

Kerak telor terbilang kuliner jadul dan keberadaannya terbatas di lokasi tertentu seperti di kampung pinggiran, di tempat acara Pekan Raya Jakarta, maupun di tempat acara perkawinan warga Betawi. Hingga kini kuliner ini masih tetap ada. Keeksisan kerak telor masih populer meski berada di tengah keterbatasan lokasi dan pemasaran.

Keterbatasan ini membuat peluang usaha kerak telor sangat menjanjikan. Apalagi melihat potensi dan prospek ke depan yang masih besar untuk bisnis kerak telor. Bisnis ini juga masih terbuka lebar serta sangat menguntungkan bagi siapa saja yang berminat menekuni usaha ini. Dan yang terpenting, bisnis ini tak pernah sepi dari pembeli atau konsumen. Melihat prospek dan peluang ini, pertanyaannya adalah adakah yang tertantang untuk berbisnis menjalankan usaha kerak telor ini?

Jika ada yang berminat, tentu saja pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana memulainya? Jujur saja, jika ditanya tentang bisnis, siapapun juga pasti ingin menjalankan bisnis. Apapun bisnisnya, yang penting sukses. Termasuk menjalankan bisnis kerak telor.

Hal pertama yang dipikirkan oleh mereka pastilah bisnis yang paling mudah dan tidak ribet, menggunakan modal kecil, serta skala usaha dimulai dari rumahan dulu. Bagi yang ingin berbisnis kerak telor, siapa saja bisa menjalankan bisnis ini dengan mudah. Selain mudah juga menguntungkan. Menjajakan kerak telor sebenarnya tidak terlalu sulit karena sensasi nikmat yang disajikan kerak telor mampu memikat banyak orang. Dan konsumen kerak telor cukup besar dan tak terbatas mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

Apa saja yang dibutuhkan di bisnis kerak telor? Dalam menjalankan bisnis kerak telor diperlukan bahan baku yang mudah didapat untuk pembuatan. Bahan baku ini dapat dijumpai di toko, pasar, atau supermarket terdekat. Dalam berjualan kerak telor perlu juga menentukan pilihan lokasi yang tepat, strategis, dan ramai. Entah itu membuka gerai, stan, atau kios di pinggir jalan raya, sekitar kompleks perumahan, dekat sekolah, dekat rumah sakit, kampus, dan lainnya.

Pemasaran usaha kerak telor bisa dilakukan dengan membuat kerak telor yang lebih enak dan berbeda. Selain itu, promosi dapat memanfaatkan media sosial baik di Faceboook, WhatsApp, BBM, Instagram, dan lainnya. Juga dapat menggunakan strategi pemasaran lewat penyebaran brosur.

Selain faktor pendorong, terdapat faktor penghambat dari usaha kerak telor ini. Tingkat persaingan yang tinggi dan ketat adalah faktor yang harus diperhatikan. Untuk itu, perlu inovasi dengan mengeksplor kerak telor yang berbeda dan unik agar unggul di persaingan.

Kenapa persaingan muncul? Karena kerak telor tidak lagi hanya bisa dibuat oleh orang Betawi saja, tetapi sekarang sudah banyak orang yang bisa membuat kerak telor. Apalagi resep makanan yang satu ini sudah banyak beredar di toko buku dan internet. Selain dijajakan di Jakarta, makanan ini juga sudah ramai dijajakan di daerah Indonesia lainnya bahkan hingga ke luar negeri seperti di Malaysia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.

Bagaimana membuat bisnis kerak telor ini berprospek? Pertama, perbanyak tempat penjualan dan tingkatkan layanan. Kedua, gunakan cara modern serta perbaiki tampilan dan kemasan. Ketiga, perlu mencoba pemasaran dengan media online untuk memperkenalkan bisnis ini. Keempat, bermitra dengan orang lain agar bisnis cepat berkembang. Soal kerja sama ini, ingat sebuah filosofi jika ingin cepat, berjalanlah sendirian. Jika ingin maju, berjalanlah bersama-sama.

Apa langkah-langkah agar bisnis berprospek? Pertama, sebelum membuat merek bisnis harus mengetahui target pemasaran terlebih dahulu. Kedua, sebelum memutuskan terjun ke dunia bisnis, salah satu yang harus dipertimbangkan adalah keunikan atau ciri khas dari produk yang akan dijual.

Dari kerak telor ini ada beberapa hal yang dapat dipetik, yakni

1. Masyarakat Betawi harus bisa menjaga kelestarian seni dan budaya, termasuk budaya kuliner. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga oleh masyarakat itu sendiri. Caranya bisa dengan cara mengenalkan kepada generasi penerus. Agar seni dan budaya khususnya kuliner daerah seperti kerak telor ini terjaga kelestariannya;

2. Menjaga dan melestarikan budaya asli bukan hal mudah, apalagi budaya-budaya asing sudah memasuki dan merasuki kepribadian masyarakat masa kini. Harus ada niat mempertahankan budaya dengan cara menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal mencintai makanan dalam negeri dan daerah seperti kerak telor ini. Jika perlu pemerintah harus menghak-patenkan produk kebudayaaan Indonesia. Salah satunya kerak telor ini;

3. Perlu mengubah sistem pemasaran dan bisnis kerak telor. Menjajakan dagangannya tidak saja berkutat di pikulan saja yang keberadaannya lebih terkesan tradisional. Tetapi perlu dipikirkan aspek kekiniannya, jika jajanan ini bisa sukses dan membuat mereka yang berbisnis di kuliner ini sukses di kemudian hari. Apalagi di zaman viral seperti ini, sudah semestinya jika kita bisa membuat jajanan ini lebih berkelas dan berskala luas, serta harganya bisa lebih mahal karena peminat yang dibidik adalah generasi milenial. Jadi meskipun kita hidup di tengah zaman dan arus perubahan global, jangan pernah melupakan sejarah asal-muasal, minimal dari kuliner yang sudah dikenal;

4. Kini media sosial sudah menjadi salah satu wadah untuk pemasaran bahkan branding produk. Karena itu, harus memiliki satu akun media sosial untuk bisnis. Cara lainnya agar merek bisnis cepat dikenal orang adalah dengan menggunakan jasa influencer. Inilah cara paling efektif yang banyak digunakan pebisnis online saat ini. Dengan cara ini, para followers-nya secara otomatis akan melihat barang yang dipakai dan dijual. Jika perlu pilih influencer yang memiliki banyak pengikut atau terkenal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: