Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasil Survei Formappi 'Mengagetkan', Ada Demokrat dan Perindo di Urutan Pertama

Hasil Survei Formappi 'Mengagetkan', Ada Demokrat dan Perindo di Urutan Pertama Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) merilis hasil kajian anatomi DCS (daftar caleg sementara) Pileg 2019. Hasilnya, menemukan catatan Partai Demokrat dan Partai Perindo paling tertutup soal data profil caleg di Daftar Caleg Sementara (DCS) KPU.

Peneliti Formappi, Lucius Karus, menjelaskan sebanyak 2.074 atau 26% caleg tidak mau profilnya dipublikasi. Sedangkan caleg tanpa data profil terdapat 1.457 atau 18%. Bahkan 4.460 atau 56% caleg yang telah memiliki profil.

"Partai Demokrat dan Partai Perindo paling banyak bahkan semua calegnya tidak ada profilnya. Di Demokrat semua ya, kalau di Perindo sekitar 550-an," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Berdasarkan data Formappi, sebanyak 570 caleg Demokrat tidak bersedia mempublikasikan datanya dan hanya 3 caleg tanpa data profil. Sementara 550 caleg Perindo tidak mau mempublikasikan datanya dan 16 caleg yang menyediakan data profilnya.

Ia mengatakan, pihaknya tidak mengetahui mengapa banyak caleg yang tak mau mempublikasikan profilnya. Dalam profil caleg yang tidak mau membuka datanya hanya tersedia data jenis kelamin, domisili, dan kalau pun ada pekerjaan tidak tertulis secara detail.

"Tidak dikasih tahu di website KPU. Hanya ditulis di caleg yang bersangkutan tidak mau data profilnya dipublikasikan," katanya.

Lucius menilai keterbukaan data profil caleg sangat penting. Hal itu, untuk menciptakan Pileg yang berintegritas, sehingga masyarakat dapat mengetahui siapa saja caleg yang dianggap kompeten.

Sementara caleg yang tidak mau membuka profilnya, menurut Lucius, tidak dapat dikritisi masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap KPU menyediakan keterbukaan profil caleg di Pileg 2019 mendatang.

"Mestinya sekarang itu bisa lebih baik dengan adanya Silon," imbuhnya.

Bila tidak ada data yang lengkap, lanjut Lucius, caleg dianggap seperti menyembunyikan sesuatu. Bahkan apabila masyarakat memilih caleg tanpa data profil, itu sama saja membeli kucing dalam karung.

Diketahui, dalam riset tersebut Formappi menggelarnya sejak 13 Agustus hingga  4 September 2018 dengan mengelompokkan data Silon KPU. Riset itu berdasarkan profil DCS dari website KPU.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: