Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemendag Tarik Investor China Investasi di Industri Elektronik

Kemendag Tarik Investor China Investasi di Industri Elektronik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seketaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Marthin Simanungkalit mengatakan, peluang investasi untuk industri elektronik dan perlengkapan rumah tangga sangat besar. Pasalnya, kata dia, permintaan produk tersebut di dalam negeri sangat tinggi.

Menurut dia, nilai impor produk elektronik lebih besar 10% ketimbang ekspornya. Artinya, permintaan pasar dalam negeri sangat besar.

"Karena itu, kami mengajak investor asal Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia. Tata niaga untuk ekspor produk elektronik tidak diatur, namun impor diatur. Selain itu, ada pengendalian impor produk yang ada subtitusinya di dalam negeri. Pemerintah sudah mengumumkan menaikan pajak impor," kata dia di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

"Impor yang tidak prioritas kami kurangi supaya industri tidak terganggu. Sehingga diharapkan industri dalam negeri dapat bersaing dan memanfaatkan pasar domestik yang cukup besar," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Soegiharto Santoso, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (Aptiknas), untuk menggaet para pengusaha China berinvestasi di dalam negeri. Menurut dia, investor China sudah datang ke Tanah Air dua kali untuk melihat pangsa pasar.

"Tentu kalau potensi pasarnya besar, mereka berani membuka pabrik dan menginvestasikan dananya di sini, sehingga akan membuka peluang kerja dan alih teknologi," terangnya.

Menurut Soegiharto, menghadapi persaingan  produk dari luar negeri semestinya dijadikan mitra, bukan pesaing. Pasalnya mereka memiliki produk, sedangkan Indonesia memiliki pasar.

"Mereka mensuplai produknya, kami memasarkan. Karena kita belum bisa memproduksi teknologi informasi sendiri dan juga  penunjang industri masih minim, jadi mau enggak mau harus jadi mitra terlebih dulu," ujarnya.

Lebih lanjut, Soegiharto menjelaskan, produk lokal saat ini sangat terjepit di tengah persaingan karena kurang pergerakan, seperti Axioo, Advan, dan Xyrex. Mereka mungkin masih ada, tapi kondisi persaingan usahanya agak tertekan.

"Kami berharap dengan pameran ini, vendor-vendor dari China bersedia menginvestasikan untuk membuat industri. Sebagaimana yang disarankan Pak Martin untuk bermitra karena dari sisi industri, kita sangat lemah, ditambah dengan produk IT tertinggal jauh," tambah dia.

Perlu diketahui, Aptiknas memiliki 2.000 anggota yang tersebar di 24 daerah, dari Aceh hingga Papua. Sehingga ajang ini dinilai peluang baik untuk menjembatani para pengusaha China dan pengusaha yang tergabung dalam Aptiknas, terutama dari daerah, untuk bisa bermitra bisnis dengan membangun pabrik di dalam negeri.

Awalnya, asosiasi ini berupa gabungan para pengusaha di bidang komputer, berhubung perkembangan teknologi informasi kian melesat, berkembanglah menjadi asosiasi produk Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK), misalnya CCTV untuk sekuriti.

"Jadi sangat variatif sekali produk kumputer dan internetnya. Semua pengusaha yang bergerak di bidang teknologi informasi bergabung bersama kami," imbuh Soegiharto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: