Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pedagang Mobil Keluhkan Perluasan Ganjil-Genap

Pedagang Mobil Keluhkan Perluasan Ganjil-Genap Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah pedagang di Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat mengeluhkan kebijakan perluasan aturan ganjil genap yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pasalnya, perluasan aturan itu merambah ke jalan Benyamin Sueb, dimana jalan tersebut berada tidak jauh dari lokasi Pasar Mobil Kemayoran.

Menurut salah seorang pedagang, Yanti saat ditemui di tokonya, Jumat, hal itu berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung yang datang ke pasar mobil tertua dan terbesar di Jakarta tersebut.

"Hari ini orangnya ada waktu buat ke sini, tapi terhalang aturan ganjil genap, kalau besok mungkim tidak bisa karena sudah punya keperluan lain. Jadi ujung-ujungnya orang jadi malas untuk datang ke sini," ujarnya.

Yanti mengatakan sebelum aturan itu berlaku, banyak orang bermobil datang ke tokonya untuk membeli sekaligus memasang berbagai aksesoris mobil.

Penghasilannya kala itu bisa sampai jutaan rupiah per hari, namun, setelah peraturan perluasan ganjil genap diberlakukan, jumlah pengunjung yang datang ke kiosnya menurun drastis, bahkan dalam dua hari terakhir dirinya mengaku tidak menjual satu pun aksesoris mobil.

"Hari ini sama kemarin kosong. Kemarin-kemarin paling ada pemasukan sehari cuma Rp85.000. Itupun saya masih harus bayar buat anak buah, sewa, kena pajak juga kan," kata pemilik toko Yanti Prince's itu.

Hal senada diungkapkan Hindi, pemilik toko aksesoris dan suku cadang Cakra. Penjualan tokonya terus menurun hingga mencapai 50 persen pasca aturan tersebut diterapkan. Tetapi dirinya enggan merinci lebih lanjut terkait penurunan penjualan yang dialami.

Beberapa toko nampak masih menutup pintu rollingdoor-nya, padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.00 WIB. Sebagian toko lainnya sudah menjajakan dagangannya mulai pukul 09.00 WIB.

Hindi mengatakan akhir-akhir ini memang ada sejumlah toko yang memilih tutup. Empat di antaranya berada di samping dan seberang toko miliknya. Sepinya konsumen, kata dia, menjadi salah satu faktor pemicu.

Perempuan berkacamata itu juga mengatakan, sepinya konsumen di Pasar Mobil Kemayoran disebabkan semakin berkembangnya penjualan aksesoris dan suku cadang mobil secara daring.

Para pelaku bisnis yang berjualan dengan cara ini, dinilai lebih diuntungkan karena mereka kebanyakan berjualan dari rumah, tidak perlu menyewa kios, dan tidak banyak mempekerjakan karyawan.

Hal itu membuat mereka bisa menjual aksesoris maupun suku cadang dengan harga yang lebih murah.

"Kami di sini juga jualan daring, tapi harga kami kalah. Mereka tetap akan menang kalau soal harga. Selisih Rp10000 atau bahkan Rp5000 saja konsumen pasti akan pindah," ucapnya.

Yanti dan Hindi berharap kebijakan perluasan aturan ganjil genap ini bisa dievaluasi secepatnya.

Mereka meminta kepada Pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka, agar kondisi penurunan bisnis yang mereka alami bisa segera membaik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: