Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tegas Airlangga: Parpol Bukan Koorporasi

Tegas Airlangga: Parpol Bukan Koorporasi Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Bandung -

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto mengatakan partai politik berbeda dengan koorporasi sehingga tidak berbicara untung rugi dalam proses pilkada, pileg maupun pilpres. Namun, khusus partai berlambang pohon Beringin ini harus menang dalam setiap konstentasi politik di tanah air. 

Pada Pileg 2019, partai Golkar secara nasional menargetkan 18% atau 110 kursi. Sedangkan untuk provinsi Jawa Barat, Ia menargetkan 20% atau 25 kursi. 

"Parpol tidak bicara untung dan rugi tapi hitungannya hanya menang. Jadi tidak ada upaya lain bagaimana caranya menang. Dan menag itu pada 17 April 2019 mendatang," katanya disela pelantikan Badan Pemgendalian Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar se-Jawa barat di Bandung, Selasa (18/9/2018).

Menurutnya, Pileg di tanah air dinilai paling kompleks sedunia karena tertdiri dari berbagai kertas pilihan diantaranya pilpres, DPD provinsi/kab/kota dan sebagainya. Pemilih dihadapkan pada 400 variable sehingga harus dipilih sekitar 400 orang. Bahkan lebih rumit lagi pada kertas pemilihan DPR RI hanya tercantum nama calonnya saja.

Namun, bagi partai Golkar sedikit diuntungkan karena warna kertas pemilih berwarna kuning. "Mudah-mudahan kita diuntungkan dengan kertas warna kuning itu sehingga memudahkan pemilih untuk mecoblos caleg Golkar," imbuhnya.

Airlangga menambahkan, Jabar salah satu modal andalan untuk menjaring suara dalam Pemilu yang jika dilihat dari pemilih tradisionalnya sudah ada 10%. Partai Golkar menguasai kemenangan di 9 provinsi 20 kabupaten kota sehingga berpengaruh pada mesin partai.

Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pada 23 September 2019, DPP akan melepas Caleg secara nasional l, sekaligus memberikan 1.000 bendera per dapil. Setiap ketua di daerah harus memasang seluruh benderanya.

"Yang paling penting di 80 dapil, dan punya minimal 80 kursi, itu 14 persen," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: