Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin Dorong Produktivitas Tekstil Majalaya

Menperin Dorong Produktivitas Tekstil Majalaya Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Bandung -

Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika berdampak pada industri tekstil para pelaku usaha UMKM termasuk Komunitas Pangsa Pasar Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) Majalaya Kabupaten Bandung.

Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Perindustrian RI (Menperin), Airlangga Hartarto mengimbau agar TPT Majalaya khususnya mampu meningkatkan produktivitas. Ia menuturkan, dengan adanya pelemahan rupiah, maka semua bahan baku yang berbasis import dipastikan mengalami kenaikan harga.

“Tentunya salah satu cara untuk memitigasi kenaikan itu dibebankan ke konsumen atau dengan meningkatkan produktivitas,” kata Menperin saat kunjungan kerja ke UPT Tekstil Majalaya, Kab Bandung, Selasa (18/9/2018).

Airlangga menjelaskan industri tekstil masih memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang pada masa depan. Oleh karena itu, berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) pada 2015-2035, sektor ini diprioritaskan pengembangannya agar mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional.

“Pada kesempatan kali ini merupakan  salah satu langkah pemerintah untuk mendorong dan memajukan industri tekstil dan produk tekstil dalam menerapkan produksi bersih di industrinya. Sehingga meningkatkan daya saing produknya di pasar lokal maupun luar negeri, tentu dengan meningkatkan efektifitas produksi walaupun harga bahan baku yang juga tinggi,” jelasnya.

Adapun, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa yang mendampingi kunjungan kerja Menperin RI, mengatakan Jawa Barat mempunyai peranan penting dalam  perekonomian national. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat memberikan kontribusi tertinggi ketiga sebesar 14.88%, setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur pada Produk Domesti Bruto (PDB) Nasional.

Perkembangan pangsa pasar ekspor Jawa Barat pada akhir 2017 disumbangkan oleh subkelompok tekstil dan produk tekstil (19,8%), diikuti oleh kendaraan bermotor (17,5%), elektronik (17,4%), dan kimia (7,0%). 

"Tapi, panga pasar ekspor TPT terus menurun, dimana angka tertinggi ekspor TPT dicapai pada tahun 2000 sebesar 25,44%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: