Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Danareksa Prediksi IHSG Bisa ke Level 7.000 Usai Pemilihan Presiden

Danareksa Prediksi IHSG Bisa ke Level 7.000 Usai Pemilihan Presiden Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Danareksa Sekuritas  (Persero) memprediksi IHSG pada tahun ini akan berada di kisaran 6,275 – 6,553, sedangkan indeks bisa mencapai level 7,000 pada akhir tahun 2019, jika kestabilan pertumbuhan ekonomi dan Rupiah bisa terus terjaga.

Pasanya, bakal ada beberapa sektor potensial yang bisa menjadi pilihan investor. Dimana, pada tahun politik 2019 terdapat dua agenda yakni Pilpres dan Pileg yang kampanye saat ini tidak polarisasi sebagaimana pemilihan Gubernur Jakarta.

 Menurut dia, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga selalu punya arah pergerakan di setiap pesta demokrasi. Hal itu mengingat pemilu yang lancar dan damai sangat penting dalam membangun kepercayaan investor. 

“Pemerintah juga akan memprioritaskan kebijakan populis, terutama meningkatkan konsumsi, termasuk belanja sosial dan subsidi,” kata Helmy Kristanto, Head of Research and Strategy PT Danareksa Sekuritas, di Jakarta, Rabu (19/09/2018).

Helmy mengungkapkan beberapa sektor yang menjadi perhatian Danareksa pada semester 2/2018 dan tahun2019 di antaranya otomotif, perbankan, tambang batu bara, konsumer, perkebunan, ritel, konstruksi dan telekomunikasi.

Pertumbuhan sektor-sektor tersebut juga akan dipengaruhi sentimen ekonomi global dan dalam negeri. Khusus global, misalnya, sektor tambang batu bara akan mendapat sentimen positif seiring dengan naiknya permintaaan komoditas ini dari China dan Korea Selatan, dan harga batu bara pun diprediksi US$88 per ton pada tahun ini.

Adapun perbankan, Danareksa Sekuritas memprediksi penyaluran kredit pada tahun 2019 bisa tumbuh 12,8% dengan katalis positif subsidi suku bunga tahun 2019 yang dianggarkan sebesar Rp16,6 triliun. Pada sektor konsumer, Pilpres dan Pileg 2019 akan mendorong belanja masyarakat.

“Kami memprediksi pada tahun depan, pendapatan sektor ini [konsumer] tumbuh 7,6% year on year [yoy], dengan kenaikan pertumbuhan laba 8,7% yoy.

Di sisi lain, sektor konstruksi akan mendapat sentimen positif. Dalam APBN, pemerintah mengalokasikan bujet infrasturktur mencapai Rp420,5 triliun, lebih tinggi dari alokasi 2018 sebesar Rp410,7 triliun. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melanjutkan proyek infrastruktur, kendati fokus nanti pada human capital.

“Selain itu, khusus sektor otomotif, kami netral. Kompetisi yang semakin ketat, banyaknya model mobil baru yang dirilis, membaiknya harga komoditas dan pengembangan infrastrukur akan mendorong pemulihan penjualan mobil komersial," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: