Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Incar Kelas Atas, Manulife Luncurkan Produk Proteksi Premium

Incar Kelas Atas, Manulife Luncurkan Produk Proteksi Premium Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manulife Indonesia menghadirkan Manulife Prime Assurance (MPA), produk proteksi premium untuk individu high net-worth (HNW).

Presiden Direktur dan CEO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia), Jonathan Hekster, mengatakan, Orang berduit belum tentu terbebas dari masalah keuangan, apalagi kalau bicara soal transfer generasi.

“Siapa bilang orang mapan tidak ada masalah? Kemapanan bisa susut dan bisa jadi tidak ada yang diwariskan,” ujar Jonathan, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Berdasarkan data Global Wealth Report (2004-2022) yang dilansir tahun lalu menyebutkan, jumlah orang kaya di Indonesia pada 2017 mencapai sekitar 111.000 orang dengan aset US$1,8 triliun. Angka itu naik dari tahun sebelumnya yang sebanyak 105.000 orang. Diperkirakan, pada 2022 jumlahnya mencapai 180.000 orang.  

Kondisi itu juga terlihat dari data penjualan mobil sport mewah di Indonesia yang tumbuh lebih dari 20 persen per tahun. Belum lagi penjualan barang mewah yang tiap tahunnya tumbuh sekitar 80%.

Kendati  demikian, kata Jonathan Hekster, dari masyarakat kalangan atas itu, hanya 12% dari kekayaan mereka yang dialokasikan untuk asuransi jiwa. Belum lagi, banyak keluarga mapan yang sulit mewariskan kemapanan mereka ke generasi berikutnya.

Berdasarkan data Baker McKenzie (2017), lebih dari 50% bisnis keluarga di Asia dijalankan oleh generasi pertama, tetapi hanya 3% bisnis keluarga yang dijalankan generasi ketiga.

Jonathan Hekster menjelaskan, produk yang diluncurkan itu sebagai perencanaan peninggalan keluarga melalui asuransi jiwa menyeluruh. Peluncuran MPA merupakan wujud komitmen berkelanjutan Manulife untuk melindungi seluruh keluarga Indonesia.

“Kami telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 33 tahun dan kami memiliki peran membantu seluruh keluarga Indonesia, termasuk para individu High-Net Worth, untuk menggapai impian dan aspirasi finansial mereka. Itulah sebabnya kami mengembangkan solusi jangka panjang perlindungan jiwa menyeluruh,” ujar Hekster.

Ia menambahkan, salah satu tantangan bagi keluarga kelas atas adalah menyeimbangkan antara perubahan gaya hidup dan pengelolaan keuangan bagi persiapan keuangan di masa depan. Ada indikasi bahwa keluarga Indonesia membutuhkan bantuan mencapai keseimbangan itu. Merujuk pada hasil survei Manulife Investor Sentiment Index 2016 yang menyebutkan bahwa investor Indonesia hanya mengalokasikan 12% dari kekayaan mereka untuk asuransi.

Sementara itu, Jeffrey Kie menjelaskan, angka 12% alokasi untuk asuransi itu menunjukkan adanya peluang besar bagi industri asuransi. Apalagi, kata dia, pertumbuhan masyarakat kelas atas tidak terbendung. Jumlahnya terus meningkat. 

“Orang-orang di level ini, tidak menyadari mereka juga butuh perlindungan. Mereka perlu melindungi kemapanan mereka dan kemapanan itu bisa dinikmati sampai generasi seterusnya,” tutur Jeffrey.

Makanya, tambah dia, lewat produk proteksi MAP, Manulife ingin membantu keluarga mapan di Indonesia agar bisa mewariskan kemapanan itu untuk generasi penerus.

Dia menambahkan, orang mapan kerap lupa bahwa ada risiko kehidupan yang menimpa. Risiko itu tidak memilih orang, jenis kelamin, status kaya atau miskin. Makanya, lanjut Jeffrey, kemapanan itu seperti life style yang perlu terus dipertahankan.

Ia menambahkan, dengan produk MPA memungkinkan keluarga Indonesia memiliki proteksi sekaligus perencanaan peninggalan atau warisan bagi yang terkasih. MPA didistribusikan melalui tenaga pemasar atau agen Manulife yang tersebar di 24 kantor pemasaran di seluruh Indonesia.

Jeffrey menjelaskan, produk itu memiliki manfaat meliputi perlindungan seumur hidup dengan uang pertanggungan mulai dari Rp 5 miliar atau sekitar US$500.000. Lalu manfaat perlindungan medis eksklusif dengan layanan prioritas yang disebut MiAssist, perlindungan penyakit kritis untuk nasabah dan keluarga, serta manfaat tambahan untuk penyakit spesifik gender.

Dijelaskan, Manulife Indonesia berdiri pada 1985. Manulife Indonesia merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada, dan Amerika Serikat.

“Kami menawarkan beragam layanan keuangan termasuk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, layanan investasi dan dana pensiun kepada konsumen individu maupun pelaku usaha di Indonesia,” kata dia.

Ditambahkan, melalui jaringan lebih dari 9,000 karyawan dan agen profesional yang tersebar di 24 kantor pemasaran, Manulife Indonesia saat ini melayani lebih dari 2,4 juta konsumen di Indonesia dengan total dana kelolaan yang ditangani mencapai Rp67,6 triliun.

Kinerja Manulife Indonesia terus meningkat. Tahun lalu, Manulife Indonesia mencetak laba komprehensif sebesar Rp2,6 triliun. Pencapaian itu jauh di atas kinerja tahun 2016 di mana laba komprehensifnya Rp664 miliar atau tumbuh 290%.

Hekster menjelaskan, pertumbuhan bisnis positif terus diraih karena Manulife fokus pada peningkatan pelayanan kepada nasabah dan menerapkan model bisnis berkelanjutan. Pertumbuhan juga terjadi di premi bisnis baru yang naik 19% (yoy) menjadi Rp4,4 triliun dari tahun 2016 sebesar Rp3,7 triliun.

Selain itu, sepanjang 2017 Manulife Indonesia meraih total premi dan deposit Rp25 triliun atau naik 34% dari tahun 2016 yang sebesar Rp18,6 triliun. Dana kelolaan asuransi syariah juga meningkat dari tahun 2016 sebesar Rp2,3 triliun menjadi  Rp2,88 triliun pada 2017. Selain itu, dana kelolaan MAMI sebesar Rp65,7 triliun. 

“Posisi aset kami berada di tiga besar, DPLK juga top 3, begitu juga manajemen aset yang masuk tiga besar,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: