Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Limbah, SPV Klaim Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Tekan Limbah, SPV Klaim Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Purwakarta -

PT South Pacific Viscose (PT SPV) meningkatkan standar dan kualitas fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Salah satunya dengan merekrut dua konsultan, masing-masing dari India dan Korea Selatan.

Presiden Direktur PT SPV, Christian Oberleitner menerangkan bahwa SPV saat ini sudah menggunakan jasa dua konsultan dari India dan Korea Selatan.

"Perekrutan dua konsultan ini untuk menyempurnakan IPAL, sehingga SPV bisa beroperasi penuh satu tahun. Juga untuk mendukung kebersihan sungai Citarum," kata Christian kepada Warta Ekonomi di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (19/9/2018).

Christian menambahkan, untuk menjaga kelestrasian lingkungan, khususnya Citarum, perusahaan telah mengikuti semua regulasi pemerintah dengan mematuhi segala perarturan yang telah dikeluarkan.

"Sungai Citarum memiliki sejarah yang panjang bagi masyarakat Indonesia. Dan sebagai perusahaan yang beroperasi selama 35 tahun, kami ingin turut berpartisipasi menjaga kelestrasian alam di sungai terpanjang di Jawa Barat ini. Apalagi aspek lingkungan merupakan salah satu nilai perusahan yang senantiasa kami perhatikan," tambahnya.

Sejak program Citarum Harum yang diinisiasi pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 dicanangkan, perusahaan diakuinya telah bergabung ke dalam kelompok ini.

"Sejak saat ini kami berupaya memberikan berkontribusi secara aktif untuk mendorong tercapainya Citarum Harum dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan dan mengontrol emisi," Ucapnya.

Sebagai perusahaan penghasil serat selulosa berbahan dasar kayu, kayu yang digunakan telah disertifikasi oleh badan pengelolaan hutan yang mana secara keseluruhan ramah lingkungan.

"Setiap proses produksi diawasi ketat agar memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan kami menyiapkan diri meningkatkan efisiensi dan pengelolaan emisi industri dan menargetkan pengelolaan emisi tersebut sesuai standar EU Ecolabel paling lambat 2022," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: