Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Genjot Infrastruktur, Kebutuhan Pasir Melonjak

Pemerintah Genjot Infrastruktur, Kebutuhan Pasir Melonjak Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah tengah menggenjot pertumbuhan infrastruktur di Tanah Air. Hal tersebut menjadi angin segar bagi dunia usaha. Salah satunya, PT Adi Satya Sentosa yang merupakan perusahaan di bidang konstruksi, khususnya penyedia alat berat untuk memproses pasir.

Perusahaan pun menjadi agen tunggal untuk produk CDE Sand Washing Plant. Direktur PT Adi Satya Sentosa, Budi Andika menjelaskan bahwa produk tersebut telah sukses membawa inovasi dan solusi untuk bidang sand and aggregates (pasir dan agregasi).

"Mengingat perkembangan sektor infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah, kami hadir untuk menunjang bidang konstruksi berupa alternatif penyedia pasir atau biasa disebut M-Sand atau Manufacture Sand," ujarnya. 

Menurut Budi, perusahaan pada pertengahan 2016 dan 2017 telah memperoleh pesanan dari perusahaan-perusahaan tambang batu dan tambang pasir besar.

"Tahun ini kami melakukan instalasi dan commissioning CDE Sand Washing Plant di CV Jati Kencana di Semarang, PT Lotus SG Lestari di Rumpin-Bogor, PT Rekadaya Sarana Mukti di Subang-Bandung," ungkap Budi.

Budi menyebut jika pasar Indonesia masih sangat besar dengan kebutuhan 80 juta ton semen dalam setahun, maka kebutuhan pasir pun tiga kali lipat dari jumlah tersebut. 

"Jadi sekitar 200 juta kebutuhan pasir di Indonesia. Sedangkan pasir ada standar berdasarkan SNI terkait kualitas. Kami berikan solusi tentang masalah pasir yang dihadapi perusahaan tambang batu, tambang pasir, dan batching plant," jelasnya. 

Sementara terkait kondisi ekonomi, karena melemahnya nilai tukar rupiah, Budi mengungkapkan bahwa terjadi sedikit perlambatan permintaan. Harga untuk satu CDE Sand Washing Plant berkisar antara US$300 ribu hingga US$680 ribu.

"Pelemahan cukup berpengaruh pada banyak perusahaan, jadi masih menunggu mereka. Tapi tetap ada permintaan karena kebutuhan pasir," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Berita Terkait