Sindiran Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dengan mengubah syair lagu 'Potong Bebek Angsa' menjadi bermuatan politik, mendapatkan tanggapan beragam. Namun tidak sedikit yang juga menyayangkan 'nyinyiran' tersebut.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan apa yang dilakukan oleh Fadli Zon adalah bentuk depresi dan hidup tidak bahagia saat masa kanak-kanak. Sebab, memiliki ambisi dengan berprasangka buruk.
"Bisa dibayangkan masa kanak-kanaknya Fadli Zon depresinya luar biasa, karena seperti orang sangat bernafsu mengembangkan narasi, diksi yang penuh dengan prasangka buruk," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Menurutnya, sindiran Fadli dengan mengubah beberapa kata di lagu Potong Bebek Angsa sangat memalukan dan tidak beradab, karena tidak menghargai karya cipta anak bangsa. Apalagi sebagai anggota DPR RI yang sangat dihormati oleh masyarakat.
"Memalukan ya, tidak menghargai karya cipta anak bangsa yang telah menciptakan potong bebek angsa, malah diubah sesuka hatinya," jelasnya.
Karena itu, ia mengaku malu dengan sosok Fadli Zon yang disebutnya tak bermoral.
"Sebagai mantan anggota DPR RI malu lembaga terhormat, anggota terhormat, (tapi) pimpinannya Wakil Ketua DPR seperti kanak-kanak," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: