Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan PDB Indonesia Melambat, Meski Diperkirakan Tumbuh 5,1%

Pertumbuhan PDB Indonesia Melambat, Meski Diperkirakan Tumbuh 5,1% Kredit Foto: Antara/Pemerintah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut laporan Economic Insight: South-East Asia oleh The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,1% pada 2018-2019.

Laporan tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan hasil dari kondisi kebijakan moneter yang lebih ketat hingga meredam permintaan domestik swasta selama beberapa kuartal mendatang, namun diperkirakan lebih signifikan dibanding upaya lain untuk mendorong perekonomian Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II di sebagian besar negara Asia Tenggara sedikit menurun. Namun, pertumbuhan PDB Indonesia meningkat menjadi 5,3% pada tahun ini. Jumlah tersebut naik dari kuartal I di 5,1% berkat dorongan akselerasi konsumsi pribadi," tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Jumat (21/9/2018).

ICAEW mengatakan bahwa konsumsi pemerintah juga mendorong momentum. Namun, setelah berakselerasi selama empat kuartal berturut-turut, pertumbuhan investasi menurun kembali. Meski pertumbuhan ekspor meningkat, ekspor bersih mengurangi 1,2 poin pertumbuhan PDB dan membebani akselerasi sejak kuartal IV-2017.

"Ke depannya, investasi diperkirakan akan memperoleh kembali momentum pada semester II. Mengingat harga komoditas yang lebih tinggi, investasi di sektor komoditas akan memulih pada 2018 setelah lemah selama 2015-2016."

Selain itu, Asian Games pada Agustus dan peningkatan pembelanjaan fiskal menjelang Pemilu April 2019 dinilai dapat mendorong pertumbuhan singkat terhadap permintaan domestik.

Sebaliknya, pelemahan rupiah dan suku bunga yang lebih tinggi akan berkontribusi pada kondisi finansial yang lebih ketat dan membebani dorongan domestik untuk berkembang.

Langkah pemerintah yang mencakup kebijakan untuk memperlambat bahan baku dan impor modal, terutama berkaitan proyek investasi pemerintah dan BUMN, juga bisa menimbulkan risiko penurunan investasi.

Mark Billington, ICAEW Regional Director South-East Asia mengatakan, kondisi finansial yang lebih ketat, ditambah dengan berkurangnya permintaan import Tiongkok dan pertumbuhan perdagangan global, kemungkinan menandakan pertumbuhan ekspor akan melambat selama semester II.

"Akibatnya, tidak ada dorongan pertumbuhan di Indonesia untuk beberapa kuartal mendatang. Kami memperkirakan pertumbuhan yoy di Indonesia akan sedikit melambat selama semester II dan tetap pada 5,1% pada 2018 dan 2019," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: