Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo: Kekayaan Indonesia Bocor Rp1.000 T, Masuk Akal Ngga ya?

Prabowo: Kekayaan Indonesia Bocor Rp1.000 T, Masuk Akal Ngga ya? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Prabowo Subianto menjelaskan, kekayaan Indonesia banyak yang tidak dinikmati oleh rakyat. Justru dinikmati bangsa lain, sebab kekayaan Indonesia telah bocor. Hal itu karena sistem ekonomi telah menyimpang dari filosofi ekonominya sebagaimana yang terkandung di Pasal 33 UUD 1945.

"Sistem sekarang membuat tidak ada kekayaan nasional yang tinggal di Republik Indonesia. Tidak ada, keuntungan bangsa, nilai tambah bangsa, akibat sistem ini, mengalir keluar," ujarnya di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).

Ia mengaku banyak orang tidak percaya dengan apa yang dia sampaikan. Bahkan kerap ditertawakan dan mendapatkan cemoohan. Namun dirinya tidak patah semangat.

"Saya bicara kebocoran Rp1.000 triliun, saya diejek dan ditertawakan. Saya tidak gentar, baru ditertawakan, belum ditembak oleh musuh, kan begitu," katanya.

Namun, ia mengklaim bahwa apa yang disampaikan terkait kebocoran kekayaan Indonesia saat ini telah dibenarkan oleh para menteri di kabinet pemerintahan sekarang, seperti yang disampikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

"Ibu Susi mungkin sebentar lagi kena reshfuffle beliau ini. Jadi beliau mengatakan kerugian negara Rp2.000 triliun, sampai Rp 3.000 triliun, bayangkan di sektor ikan saja," jelasnya.

Selain itu, lanjut Prabowo, ada juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang juga menyinggung soal kekayaan Indonesia yang tidak tinggal di Indonesia, yakni ada ekonomi bocor karena devisa yang tidak kembali.

"Berarti kan bener, aliran kekayaan keluar. Jadi saudara-saudara, jadi buku saya sudah dibenarkan pemerintah, oleh tokoh-tokoh pemerintah sekarang," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: