Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-Spanyol, Kerja Sama Teknologi Keselamatan Jalan dan Jembatan

Indonesia-Spanyol, Kerja Sama Teknologi Keselamatan Jalan dan Jembatan Kredit Foto: Kemenpupera
Warta Ekonomi, Madrid -

Untuk meningkatkan kerjasama Indonesia-Spanyol baik pada level government to goverment (G2G) maupun business to business (B2B), khususnya di bidang pembangunan infrastruktur. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengunjunggi di Madrid, Spanyol pada Jumat (21/9/2018).

Sehari sebelumnya, Menteri Basuki telah melakukan  membahas peluang  kerjasama teknologi jalan layang dan jembatan rangka baja untuk mendukung konektivitas antar wilayah di Indonesia.

Menteri Basuki, dalam pertemuan dengan pimpinan perusahaan konstruksi Centunion Group mengatakan, pembangunan infrastruktur termasuk jalan dan jembatan telah menjadi prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk memangkas waktu tempuh dan biaya logistik sehingga akan meningkatkan daya saing nasional.  Selain itu, pembangunan jalan layang dan jembatan di Indonesia masih dominan menggunakan konstruksi beton seperti pembangunan Jalan Tol Layang Cikampek.

"Penggunaan konstruksi baja dalam pembangunan jalan layang dan jembatan sangat dimungkinkan,” jelasnya di Madrid, Jumat (21/9/2018).

Ia menambahkan, Indonesia terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek pembangunan infrastruktur. Dimana saat ini TKDN dalam pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR mencapai 87%, bahkan untuk sektor perumahan seluruh semen dan pasir sudah mendekati 100%.

"Kementerian PUPR juga berkomitmen untuk menggunakan material produksi dalam negeri dalam pembangunan 330 jembatan gantung pada periode 2015-2019," katanya.

Basuki menjelaskan, salah satu skema kerjasama yang perlu ditindaklanjuti adalah dengan memanfaatkan produk baja dari PT. Krakatau Steel, sebagai bahan baku untuk pembangunan jalan dan jembatan berstruktur baja di Indonesia.

"Keuntungannya selain TKDN kita terjaga, pelaksanaan bisa berlangsung lebih cepat dari sisi waktu dan lebih memperhatikan sisi estetika," ujarnya.

Saat bertemu dengan dengan pimpinan perusahaan Industrias Duero, Basuki juga membahas potensi kerjasama dalam mendukung penyediaan perlengkapan keselamatan jalan (terutama road guardrail). Sebagai salah satu perusahaan terkemuka dunia di bidang perlengkapan keselamatan jalan yang berpengalaman selama 63 tahun dan telah menjual produknya ke 83 negara.

Industrias Duero menjelaskan, pentingnya fungsi pagar pengaman jalan dengan menggunakan bahan baja yang mampu meredam benturan kendaraan (impact absorption) mengingat tingginya angka kecelakaan lalulintas di jalan tol dan jalan nasional.

"Spesifikasi produk berbahan baja dapat meredam benturan keras dari kendaraan, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas," terangnya.

Karena itu, Basuki sangat mendukung penggunaan beragam teknologi dalam upaya meningkatkkan keselamatan pengguna jalan, termasuk penggunaan bahan baja dengan spesifikasi tertentu sebagai pagar pengaman jalan. Sehingga, dengan adanya teknologi berbahan baja, mampu meredam benturan kendaraan tentunya. Olehnya itu, menjadi salah satu pilihan dan perlu dikaji lebih lanjut efektivitasnya.

“Salah satu Gubernur di Jawa sudah mulai menjajaki penggunaan teknologi pagar pengaman jalan dalam upaya mengurangi jumlah korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas," imbuhnya.

Dari pertemuan itu, bakal ditindaklanjuti melalui pembahasan yang lebih detil bersama BUMN, yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Industrias Duero dalam pembangunan jalan tol pada ruas Balikpapan-Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan jalan nasional lainnya.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Dutabesar RI untuk Kerajaan Spanyol Hermono, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Direktur Operasi PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito, Direktur Operasi PT. Brantas Abipraya Widyo Praseno Soegianto, dan Direktur Kerjasama Jasa Konstruksi Dewi Chomistriana.

Sekadar diketahui, Kementerian PUPR memiliki pengalaman kerjasama dengan Spanyol dalam pembangunan jembatan rangka baja periode tahun 1999 hingga 2015, dengan nilai pinjaman EUR 184,7 juta. Selain itu kerjasama pembangunan instalasi pengolahan air skala kecil dilakukan tahun  2016 samapi Agustus 2018, dengan nilai EUR 13,59 juta.     

Selain itu, Centunion juga telah berpengalaman di Indonesia sejak tahun 1976 dalam telah terlibat dalam berbagai pembangunan infrastruktur dengan nilai sekitar EUR 2,5 miliar. Beberapa kerjasama yang dilakukan antara lain proyek Dumai Hidrocraker Indonesia, Fatty Alcohol Plant, Cold Rolling Mill, Perkasa Cement Indonesia, dan penyediaan material rangka baja dalam pembangunan jembatan di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: