Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Teror Rekayasa Bukan Yah?

Aksi Teror Rekayasa Bukan Yah? Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menegaskan bahwa aksi teror yang beberapa kali terjadi bukanlah hasil rekayasa sebagaimana dipropagandakan di media sosial.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu ini termakan hoaks juga karena mendapatkan info tersebut dari media sosial," kata Suhardi dalam Silaturahmi Nasional Forum Komunikasi dan Konsultasi Badan Pembina Rohani Islam Nasional yang diikuti para pembina rohani Islam dari kantor kementerian/nonkementerian, TNI/Polri, dan BUMN, Sabtu.

Dalam sesi tanya jawab ada beberapa peserta yang mempertanyakan informasi yang beredar luas di masyarakat melalui media sosial bahwa aksi terorisme yang terjadi di Indonesia adalah rekayasa elit politik ataupun aparat.

Menanggapi pertanyaan itu, Kepala BNPT menyatakan bahwa merekayasa aksi teror dengan mengorbankan orang begitu banyak sangat tidak masuk akal.

"Tidak mungkin mengorbankan aparat atau kawan sendiri untuk melakukan aksi teror itu. Sangat berdosa sekali kalau kami melakukan itu," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Suhardi, perlu informasi atau berita yang benar dan pemahaman yang cukup untuk mengetahui kejadian teror itu secara utuh, terutama bagi mereka yang menjadi panutan publik.

Kepala BNPT berharap informasi dan masukan yang ia sampaikan membuat pembina rohani Islam mempunyai pengetahuan yang cukup untuk dibagikan di lingkungan tempat kerja masing-masing.

"Supaya tetap sejuk. Kita jalankan ajaran kita dengan baik, tapi juga tidak melupakan kebinekaan yang kita miliki dan jati diri bangsa kita ini," kata mantan Sekretaris Utama Lemhanas RI ini.

Ketua Umum Forum Komunikasi dan Konsultasi Badan Pembina Rohani Islam Nasional Prof KH Ridwan Muhammad Yusuf mengatakan anggapan bahwa aksi teror merupakan rekayasa memang harus diluruskan.

Ia berharap seluruh organisasi umat Islam, apapun bentuknya, memahami cara menghalau radikalisme dan terorisme agar tidak memasuki organisasi masing-masing.

"Karena radikalisme, terorisme itu bisa menghancurkan kita. Tidak ada ajaran agama yang mengarah kepada kekerasan yang seperti itu," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: