Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JK Bahas Global Maritime Fulcrum dalam Membangun Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan

JK Bahas Global Maritime Fulcrum dalam Membangun Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutannya tentang Global Maritime Fulcrum, pada Panel Tingkat Tinggi "Membangun Ekonomi Kelautan yang berkelanjutan" di Musseum Of Art, 11 W 53rd St, New York, Senin menjelang malam, (24/09/2018).

Baru-baru ini, kata Wapres JK, elemen-elemen ini tercermin dalam Global Maritime Fulcrum, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai sarana untuk memanfaatkan kekuatan dan sumber daya maritim negara Indonesia, terangnya.

“Ini juga memimpikan Indonesia sebagai hubungan untuk konektivitas antara Pasifik dan Samudra Hindia, yang menghubungkan Asia ke seluruh dunia,” ucap Wapres JK dalam sambutannya di New York, Senin (24/09/2018).

Namun, sayangnya, lanjut Jusuf Kalla, terlepas dari potensi ini, ada banyak tantangan yang mengancam untuk menghancurkan ekosistem laut antara lain meningkatnya permintaan untuk makanan yang dihasilkan dari populasi dunia yang terus bertambah, penghancuran garis pantai sebagai akibat dari pertumbuhan daerah perkotaan yang tidak terkendali dan meningkatnya permintaan untuk berbagai produk laut lainnya.

“Jika kita terus mengeksploitasi lautan kita, kita mungkin kehilangan, lebih dari 50% dari karang dan 29% rumput laut di tahun-tahun berikutnya,” papar Wapres JK.

Wapres JK menambahkan, keserakahan itu juga dapat mengakibatkan penangkapan ikan berlebihan, menempatkan tekanan besar pada 90% dari stok ikan dunia.

"Untuk mengatasi tantangan ini, harus mengembangkan dan mempertahankan upaya yang komprehensif dan inklusif," ujarnya.

Lebih lanjut, Jusuf Kalla mengenalkan 3 kebijakan program kelautan Indonesia yang merupakan bagian dari upaya tersebut yaitu

Pertama, papar Wapres, Indonesia baru-baru ini meluncurkan Kebijakan Samudera Indonesia, yang akan berkontribusi terhadap implementasi konkret Global Maritime Fulcrum dengan tujuan untuk mengurangi 75% sampah plastik laut pada tahun 2025, dan menyusun Rencana Aksi Nasional yang menguraikan upaya kolektif di tingkat regional dan nasional menegakkan peraturan tentang penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU) dan menyelesaikan lebih dari 20 juta kilometer persegi Kawasan Laut Lindung.

Kedua, kata Wapres, Indonesia menekankan nilai penyelarasan dan pensinergian komitmen politik pada forum regional dan global.

"Dengan mengembangkan platform bersama untuk interaksi dan pertukaran, kami menciptakan sarana untuk mengimplementasikan komitmen melalui tindakan nyata," ujar Jusuf Kalla.

Kemudian yang ketiga, terang Wapres JK, Indonesia berusaha menciptakan lautan yang sehat karena itu membutuhkan kemitraan dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.

"Sebagai cara untuk memfasilitasi hal itu, dengan bangga kami akan menjadi tuan rumah Konferensi Samudera Kita, yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 29 hingga 30 Oktober 2018," tandasnya.

Mengakhiri pidatonya Wapres JK berharap panel ini dapat menghasilkan hasil substansial dan rekomendasi konkrit yang bisa diterapkan di seluruh dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: