Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ADB: Fundamental Kuat Jaga Pertumbuhan Indonesia

ADB: Fundamental Kuat Jaga Pertumbuhan Indonesia Kredit Foto: Wikimedia.org
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia, perekonomian terbesar di Asia Tenggara, diperkirakan masih akan tetap kuat tahun ini dan tahun depan di tengah sejumlah hambatan global, demikian ungkap publikasi ekonomi Asian Development Outlook (ADO) 2018 edisi pembaruan dari Asian Development Bank (ADB).

Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, Winfried Wicklein, mengungkapkan, meskipun lingkungan global cukup berat, perekonomian Indonesia diproyeksikan masih tumbuh dengan baik tahun ini dan tahun depan.

“Fundamental perekonomian masih solid, dengan prospek pertumbuhan yang baik dan inflasi masih terkendali. Posisi fiskal masih terkelola dengan baik dan sejumlah langkah telah diambil guna menjaga stabilitas,' kata Winfried Wicklein sesuai pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (26/09/2018).

ADB menilai pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih kuat sebesar 5,2% pada tahun ini, meningkat dari 5,1% pada 2017, dan pertumbuhan ekonomi ke depannya diperkirakan masih berlanjut pada 2019.

Pengeluaran rumah tangga diproyeksikan akan tumbuh dengan stabil. Naiknya pendapatan yang dibarengi dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pengeluaran terkait pemilihan umum diyakini akan membantu mempertahankan konsumsi. Pengeluaran rumah tangga juga akan terbantu oleh harga yang stabil, dengan prakiraan inflasi rata-rata sebesar 3,4% pada 2018 dan 3,5% pada 2019.

“Indonesia perlu melanjutkan upayanya dengan mengambil langkah-langkah untuk mendorong prospek jangka menengah dan panjang bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menguntungkan semua penduduk Indonesia,” kata Winfried Wicklein.

Investasi swasta akan diuntungkan dengan terus diperbaikinya lingkungan usaha, termasuk pembenahan infrastruktur, peningkatan logistik, dan penyederhanaan peraturan. Belanja pemerintah untuk infrastruktur diyakini masih akan bertahan pada tahun ini dan tahun depan, dengan beberapa proyek besar yang dijadwalkan akan selesai.

“Hal ini akan memerlukan investasi besar dan dipercepat untuk infrastruktur utama, perbaikan pendidikan dan keterampilan, serta reformasi ekonomi,” pungkasnya.

Dengan investasi yang lebih kuat dan pertumbuhan ekonomi yang mulai melaju, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan melebar ke 2,6% dari PDB baik pada tahun ini maupun tahun depan. Laporan ini mencatat bahwa di tengah ketidakpastian perekonomian global, termasuk ketegangan perdagangan internasional dan pengetatan moneter di Amerika Serikat, kebijakan efektif yang menyeimbangkan pertumbuhan dengan stabilitas sangatlah penting. Kebijakan fiskal masih tetap dijalankan dengan hati-hati, dengan defisit anggaran yang rendah dan utang pemerintah sebesar 30% dari PDB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: