Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Alokasikan Rp5,5 Triliun untuk Benih Gratis

Kementan Alokasikan Rp5,5 Triliun untuk Benih Gratis Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementrian Pertanian (Kementan) mengalokasikan anggaran Rp5,5 triliun pada APBN 2018 untuk program pembenihan gratis. Angka itu naik dari Rp2,4 triliun pada APBN-P 2017 termasuk di dalamnya untuk sektor perkebunan.

Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Muhammad Syakir mengatakan sebanyak 10 juta benih unggul perkebunan mulai didistribusikan  kepada masyarakat petani untuk mendorong kebangkitan kejayaan rempah-rempah Indonesia.

“Komitmen pemerintah ini telah dilakukan melalui regulasi terkait revitalisasi dan kebangkitan rempah nasional dengan memproduksi benih komoditas perkebunan yang unggul dan bersertifikat untuk didistribusikan kepada petani Indonesia secara gratis,” kata Syakir dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Rabu (26/09/2018).

Syakir mengungkapkan bahwa  Balitbangtan mendapat penugasan dari  Menteri Pertanian untuk memproduksi benih sebar perkebunan, dan sekarang sudah diproduksi sebanyak 18.289.935 benih. Benih yang diproduksi meliputi benih tebu, kopi, kakao, karet, kelapa, lada, pala, cengkeh, kayu manis dan jambu mete.

"Kita ingin mengembalikan kejayaan rempah Indonesia untuk produk-produk yang memang menjadi keunggulan komparatif kita. Lompatan produktivitas dan daya saing pertanian ini hanya bisa dilakukan dengan inovasi teknologi berupa benih unggul yang nantinya ditanam oleh petani kita," tambahnya.

Syakir mengatakan  balai-balai di Lingkup Puslitbang Perkebunan yaitu Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), dan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) memproduksi sebanyak 15.378.617 benih unggul bersertifikat. 

"Balitbangtan tidak lagi hanya bertugas untuk merakit varietas unggul dan menyediakan benih sumber, tetapi juga sekaligus memproduksi benih sebar yang dapat disalurkan langsung kepada masyarakat petani melalui koordinasi dengan stakeholder di pusat dan daerah," Ucapnya..

Syakir mengatakan bahwa sektor perkebunan merupakan penghasil devisa negara terbesar, melebihi pendapatan sektor minyak dan gas. Tahun 2017, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi sektor perkebunan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 471 triliun, meningkat 9% dibandingkan kontribusinya pada tahun 2016. Nilai ekspornya mencapai Rp432,4 triliun atau 96,4% dari total nilai ekspor pertanian.

“Tingginya permintaan pasar global terhadap produk-produk perkebunan ini, belum diimbangi dengan ketersediaan stok dalam negeri sebagai akibat tingginya proporsi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: