Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Jokowi Dinilai Berlebihan, Reaksi Dedi Mulyadi Bikin Kaget

Kinerja Jokowi Dinilai Berlebihan, Reaksi Dedi Mulyadi Bikin Kaget Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Kinerja Presiden RI Joko Widodo mendapatkan kritik yang negatif dari beberapa kalangan yang menilai bahwa pembangunan infrastruktur di tanah air berlebihan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan jika ditanyakan kepada masyarakat apa yang sangat dibutuhkan hari ini adalah infrastruktur. Menurutnya, seperti diketahui bahwa di kawasan pedesaan infrastruktur jalan masih minim sehingga masyarakat setempat membutuhkan pembangunan jalan yang baik.

"Anda bayangin Pak Jokowi diserang karena membangun infrastruktur di Indonesia berlebihan sedangkan masyarakat kan butuh jalan. Kan lieur pamikirana (aneh pola pikirnya -red). Artinya apa yang dilakukan Pemerintahah Jokowi adalah pembangunan infrastruktur yang diperlukan masyarakat," katanya kepada wartawan di hotel Grand Pasundan Bandung, Rabu (26/9/2018).

Termasuk pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang masih memerlukan puskesmas dan rumah sakit. Ia menuturkan, Jabar sampai saat ini hanya memiliki satu rumah sakit yang dikelola langsung oleh pemerintah yaitu RS Hasan Sadikin (RSHS). Provinsi Jabar juga hanya memiliki satu pelabuhan di Kab Cirebon dan satu bandara internasional di Kab Majalengka.

"Jadi kalau di tempat lain dianggap membangun infrastruktur secara berlebihan maka saya katakan masyarakat Jawa Barat memerlukan jumlah infrastruktur yang semakin banyak sehingga harus dipimpin oleh Pak Jokowi kembali yang sangat mengerti membangun infrastruktur,"jelasnya

Dedi mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi berpikir negatif terhadap visi calon pemimpin termasuk kerangka kerjanya. Meskipun sebagian masyarakat masih memiliki aspek ketidaklogisan berpikir yang sering muncul di media sosial. Misalnya, ketika harga telur dan daging naik maka pemerintah yang disalahkan Begitupun sebaliknya ketika harga turun pemerintah pun yang disalahkan.

"Siapapun yang tampil di Pilpres 2019 ini adalah orang-orang yang terbaik yang sudah melalui proses yang harus dihormati," ujarnya.

Dedi mengungkapkan Jokowi beberapa kali diserang isu negatif seperti isu agama kemudian dibalas dengan mengambil cawapres dari kalangan ulama. Bahkan, disudutkan dengan isu PKI. Namun, Jokowi pun membuktikannya bahwa tidak ada larangan untuk memutar kembali film G 30 S-PKI.

"Pola pikir yang tidak jelas ini harus dihadapi dengan cara yang elegan dengan cara berpikir komprehensif," tegasnya.

Terakhir, Jokowi kini diserang dengan isu ekonomi terkait pelemahan nilai rupiah terhadap Dolar AS. 

Dedi menjelaskan kondisi itu bukan hanya terjadi di Indonesia saja tapi berbagai belahan dunia mengalami hal yang sama bahkan lebih parah. Dedi menegaskan selama ini masyarakat hanya memikirkan bagaimana harga sembako stabil, kemampuan daya beli dan harga semakin turun.

"Ekonomi di tanah air baik-baik saja. Buktinya pasar-pasar masih ramai harga masih terjangkau, daya beli relatif baik, Angka kemiskinan pun turun satu digit," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: