Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Bilang CAD Tak Aman Tahun Ini, Bagaimana 2019?

BI Bilang CAD Tak Aman Tahun Ini, Bagaimana 2019? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) Indonesia di tahun ini dalam batas tidak aman. Tercatat, hingga kuartal III-2018 CAD berada pada angka 3,04%. Lalu, bagaimana kira-kira kondisi CAD Indonesia di tahun politik mendatang? Pada tahun depan, BI meyakini jika CAD akan menjadi sekitar 2,5%.

Perry mengatakan, CAD tahun depan tersebut didorong oleh langkah-langkah konkrit yang dikeluarkan pemerintah, seperti kebijakan B20, pembatasan impor, penundaan sejumlah proyek, dan dorongan dari sektor pariwisata.

"Nah langkah-langkah konkrit itu tentu saja hasil nyatanya akan lebih terlihat di 2019, makanya yang kami sampaikan tadi, kami harapkan, kami perkirakan defisit transaksi berjalan di tahun depan sekitar 2,5% dari PDB. Untuk tahun ini, dalam beberapa waktu ke depan sebagian dari kebijakan tadi akan berdampak, dan kami perkirakan CAD di tahun ini tidak aman," ungkapnya dalam konferensi pers RDG BI, di Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Dia mengungkapkan jika guna mengamankan CAD, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 26-27 September 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%.

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik, sehingga dapat semakin memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi," terangnya.

Ia menuturkan jika BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal.

"Ke depan, kami akan mencermati perkembangan perekonomian, seperti defisit transaksi berjalan, nilai tukar, stabilitas sistem keuangan, dan inflasi untuk menempuh langkah lanjutan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," pungkasnya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: