Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2019, Emil Harap Jabar Mulai Reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut

2019, Emil Harap Jabar Mulai Reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) berharap launching reaktivasi jalur kereta Api (KA) Cibatu-Garut bisa dilakukan pada 2019 mendatang.

Reaktivasi jalur kereta api Cibatu Garut Cikajang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas menuju wilayah selatan Jawa Barat. Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 47,5 Km, yang terbagi dua seksi yaitu Seksi I Cibatu Garut sepanjang 19,29 Km dan Seksi ll Garut Cikajang sepanjang 28,21 Km. Jalur ini direncanakan meiewati 3 Stasiun yaitu Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp1,1 triliun. Reaktivasi jalur kereta api Cibatu, Garut, Cikajang direncanakan selesai pada tahun 2021-2022. 

Reaktivasi jakur KA itu dalam upaya meningkatkan konektivitas antar wilayah, mengurangi kemacetan, dan menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi, serta meningkatkan aksesibilitas menuju daerah pariwisata. 

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berupaya mengembangkan jaringan perkeretaapian, antara Iain dengan melakukan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat. 

"Saat ini Pemprov Jabar memprioritaskan empat rencana reaktivasi jalur kereta api, yaitu Reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung Ciwidey; Rancaekek Tanjungsari; Banjar Pangandaran Cijulang; dan jalur Cibatu Garut a Cikajang, dengan total anggaran sekitar Rp7,9 triliun," kata Emil kepada wartawan disela kegiatan Jawa Barat Punya Informasi (JAPRI) di halaman gedung Sate Bandung, Kamis (27/9/21018).

Reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung Ciwidey dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Panjang jalur Bandung Ciwidey adalah 37.8 Km, yang direncanakan melewati 6 (enam) stasiun yaitu Stasiun Bandung, Cikudapateuh, Dayeuh Kolot, Banjaran, Soreang, dan Stasiun Ciwidey. 

"Total anggaran untuk mereaktivasi jalur tersebut diperkirakan sebesar Rp3,1 triliun. Reaktivasi jalur Bandung Ciwidey direncanakan beroperasi pada tahun 2022," jelasnya.

Sedangkan, reaktivasi jalur kereta api Rancaekek Tanjungsari dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung aksesibilitas ke Bandara lnternasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka serta menunjang transponasi di kawasan pendidikan Jatinangor. Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 11,5 Km, dengan rencana 3 stasiun yaitu stasiun Rancaekek (eksisting), Jatinangor dan Tanjungsari. 

"Rencana Reaktivasi jalur ini diperkirakan memeriukan anggaran sebesar Rp1,3 triliun. Reaktivasi jalur ini diperkirakan selesai tahun 2021 -2022," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Emil, reaktivasi jalur kereta api Banjar Pangandaran Cijulang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di Pangandaran Cijulang. Total anggaran untuk mereaktivasi jalur ini sepanjang 82 Km diperkirakan sebesar Rp2,5 triliun.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 82 Km dan melewati 4 (empat) Stasiun Banjar (eksisting), Pangandaran, Parigi, dan Cijulang. sena 4 (empat) halte Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda. 

"Reaktivasi jalur ini diharapkan selesai pada tahun 2023," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: