Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

50% Orang Tua Belum Pahami Kebahagiaan Anak

50% Orang Tua Belum Pahami Kebahagiaan Anak Kredit Foto: Unsplash/Annie
Warta Ekonomi, Bandung -

Studi Child Happiness menemukan bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tua, bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain bersama adik atau kakaknya. Namun nyatanya ditemukan lebih dari 50% orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil. 

Demikian diungkapkan Psikolog Elizabeth Santosa dalam workshop yang diadakan Nestlé Lactogrow, Rabu (3/10/2018).

Di samping memaparkan tentang arti kebahagiaan keluarga serta kecukupan gizi anak Indonesia, studi ini juga mengungkapkan bahwa saat menilai karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri-ciri fisik. Misalnya saja saat anak menunjukkan ekspresi ceria dan aktif bergerak. Padahal, menurut Myers & Diener (1995), kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman, dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. 

Menurut Elizabeth pada umumnya orang tua sudah mengerti teori pentingnya mendukung anak tumbuh bahagia, seperti menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Namun pada kenyataannya, banyak orang tua yang masih belum bisa memaksimalkan keterlibatan emosional mereka bersama anak meskipun telah susah payah menyisihkan waktu. 

"Tantangan hidup modern seperti tingkat stres yang lebih tinggi atau interaksi dengan handphone misalnya, membuat keterlibatan emosional menjadi tantangan baru bagi orang tua," katanya.

Elizabeth juga menilai bahwa tekanan hidup modern ini berdampak pada kebahagiaan orang tua itu sendiri. Orang tua yang bahagia akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stres dan tantangan hidup dimasa depan, anak-anak ini dihasilkan melalui pola asuh orang tua yang bahagia dan terlibat dalam aktivitas anak. 

“Bagaimana bisa menularkan kebahagiaan kepada anak, apabila orang tuanya sendiri tidak mengetahui bagaimana membahagiakan diri sendiri? Panduan inilah yang dibutuhkan para orang tua agar bisa membangun rantai tumbuh bahagia dalam keluarga,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Dokter Spesialis Anak dr. Fatima Safira Alatas mengatakan selain mengukur arti kebahagiaan keluarga, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa anak Indonesia berpotensi kekurangan asupan nutrisi yang seimbang, yang dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kebahagiaan mereka. 

"Studi ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi pada anak Indonesia masih tinggi," ujarnya.

Menurutnya, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mengerti nutrisi seimbang termasuk susu dengan kandungan gizi yang spesifik untuk melengkapi asupan nutrisi bagi buah hatinya. Anak yang mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang akan memiliki saluran pencernaan yang sehat, sehingga dapat menyerap nutrisi dengan baik.  

"Pada akhirnya, anak akan memiliki selera makan dan pola tidur yang baik yang dapat menunjangnya untuk tumbuh dan berkembang secara lebih bahagia dan optimal," imbuhnya.

Adapun, Brand Manager Nestlé Lactogrow Gusti Kattani Maulani (Lani) menambahkan untuk tumbuh bahagia, dibutuhkan keselerasan antara nutrisi, stimulasi, dan keterlibatan orang tua dalam membangun dan memupuk kondisi grow happy tersebut. Peran orang tua yang semakin menantang dimasa yang lebih dinamis dan modern, membuat Nestlé LACTOGROW berusaha membantu orang tua dengan menggelar workshop “Grow Happy Parenting” untuk berbagi informasi mengenai pola asuh anak serta tips memberikan nutrisi seimbang dan lengkap untuk tumbuh bahagia, yang bisa diterapkan dengan mudah. 

“Kunci tumbuh bahagia dimulai dari pilihan orang tua. Karena itu, kami berupaya membantu para orang tua melalui upaya edukasi atas bagaimana menemukan formulasi tumbuh bahagia melalui keselarasan nutrisi, stimulasi, dan keterlibatan orang tua yang sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Karena pilihan orang tua akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka di masa depan," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: