Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

295 Atlet Asian Para Games Dapat Jam Tangan Tahan Banting Casio

295 Atlet Asian Para Games Dapat Jam Tangan Tahan Banting Casio Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk mendukung perjuangan para atlet Asian Para Games 2018, Casio bersama PT Gilang Agung Persada memberikan 295 jam tangan G-Shock dan Baby-G kepada 295 atlet kontingen Indonesia di Asian Para Games 2018 pada Rabu (3/10/2018) di GBK Arena, Jakarta.

"Tujuannya adalah untuk memberikan penghargaan terhadap perjuangan teman-teman atlet yang pantang menyerah dan terus berusaha," kata Roxanna Rufolda Silalahi selaku Marketing & Communication Manager Casio Singapore Pte Ltd Jakarta Representative kepada Wartawan Ekonomi.

G-Shock sendiri merupakan jam tangan tahan banting keluaran Casio Computers Co., Ltd. Roxanna atau yang akrab dipanggil Riry menuturkan, sisi tahan banting tersebut sebagai semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh para atlet difabel Indonesia. Meski pernah mengalami masa sulit, mereka tetap berjuang.

"Kami sangat mengagumi perjuangan para atlet Asian Para Games yang dengan jiwa pantang menyerah melatih diri untuk dapat mengharumkan nama Indonesia di kompetisi olahraga terbesar bagi kaum difabel tersebut," ujar Hirozaku Satoh, Chief Jakarta Representatif Office, Casio Singapore Pte Ltd.

Banyak sekali perjuangan yang harus dilalui para atlet difabel untuk bisa membela negara Indonesia di ajang sekelas Asian Para Games. Ada masa jatuh-bangun yang harus mereka hadapi. Contohnya adalah perjuangan Jendi Panggabean, Muhammad Fadli Imammudin, dan David Jacobs.

Jendi, atlet para renang yang berhasil meraih lima medali emas Indonesia, mengalami kecelakaan pada umur 11 tahun yang membuat kakinya diamputasi. Namun, ia mengalahkan segala keterbatasannya, sehingga ia berhasil menorehkan prestasi-prestasi untuk Indonesia.

Lain halnya dengan Fadli yang awalnya merupakan atlet balap motor. Pada 2015 lalu, ia harus kehilangan kaki kirinya karena kecelakaan yang dialami pada Asia Road Championship di Sirkuit Sentul, Jawa Barat. Setelah penyembuhannya selesai, ia tidak mundur dari dunia olahraga. Ia justru menemukan cabang olahraga para sepeda untuk tetap berlatih dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia.

Sementara, meski terlahir dengan disabilitas pada tangan kanan, David tetap mempelajari tenis meja dengan kakak-kakaknya. Bakatnya sudah terlihat sejak kecil. Bahkan, pada umur 20, ia sempat mengikuti pelatihan selama enam bulan di Beijing, Tiongkok. Ia sempat berkiprah di ajang tenis meja umum sebelum mengikuti para tenis meja. Tak heran, kini ia dijadikan andalan untuk meraih medali emas pada ajang Asian Para Games mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: