Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Prabowo Belum Jadi Presiden Sudah 'Telan' Informasi Palsu, Gimana Kalau Jadi Presiden?'

'Prabowo Belum Jadi Presiden Sudah 'Telan' Informasi Palsu, Gimana Kalau Jadi Presiden?' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasca pengakuan Ratna Sarumpaet soal berita bohong (hoax) yang diciptakannya, membuat sejumlah politisi ikut meramaikan komentar. Bahkan Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti turut mengomentari.

La Nyalla mengatakan ada tiga pelajaran penting yang bisa diambil dari mencuatnya kasus pengakuan bohong Ratna Sarumpaet soal dirinya yang dikeroyok sehingga mukanya menjadi lebam. Namun pada kenyataanya hal itu disebabkan setelah sedot lemak dipipinya.

"Ada tiga pelajaran penting dari kasus ini. Pertama, bagi kita semua anak bangsa. Kedua, bagi media massa mainstream dan ketiga, bagi tim Prabowo-Sandi," ujarnya di Surabaya, Kamis (4/10/2018).

Ia melanjutkan, sebagai anak bangsa harus memilih dan memilah informasi yang di terima. Begitu juga, jika sebagai umat muslim, dengan mempunyai panduan di Alquran dan hadist. Sehingga tidak ikut larut sebagai penyebar hoax dan fitnah.

"Ada beberapa hadist nabi tentang perkara ini. Dan semestinya kita sebagai umat Islam mengamalkan," imbuhnya.

Sementara terhadap media mainstream, ia meminta agar melakukan re-check ke sumber utama. Bukan menjadikan apa yang diupload di medsos sebagai content berita. Karena masyarakat cenderung percaya kepada apa yang ditulis oleh media mainstream.

"Ini trend yang kurang bagus, apabila media mainstream memberitakan isi medsos, tanpa melakukan re-check ke sumber utama content di medsos tersebut," terangnya.

Sedangkan untuk tim Prabowo-Sandi, secara singkat La Nyalla hanya mengatakan, Prabowo dan timnya harus melakukan koreksi diri.

"Ini belum jadi presiden sudah menelan informasi palsu. Bagaimana nanti kalau jadi presiden? Apa mau membuat kebijakan atas dasar informasi yang keliru? Kan fatal," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: