Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Kembali Anjlok, Inilah Biang Keroknya

Rupiah Kembali Anjlok, Inilah Biang Keroknya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai berlanjutnya ketegangan dagang antara China dan AS membuat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS kembali anjlok hari ini. Selain itu, faktor geopolitik di negara-negara Eropa juga turut menyeret pelemahan mata uang Garuda.

"Ada sejumlah faktor-faktor geopolitik, apakah terkait di Eropa maupun di tempat lain. Faktor-faktor itu yang mempengaruhi perkembangan nilai tukar," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Komplek Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (05/10/2018).

Faktor-faktor tersebut menyebabkan sentimen risk on dan risk off di sejumlah negara termasuk Indonesia. Risk on merupakan upaya investor untuk mengambil keuntungan di pasar keuangan suatu negara, sementara risk off adalah upaya investor untuk menghindari risiko di pasar keuangan di negara tertentu.

Dalam beberapa hari terakhir, sentimen risk off menekan nilai tukar rupiah. Kenaikan suku bunga obligasi Pemerintah AS hingga 3,23% membuat pertumbuhan lapangan kerja di Negeri Paman Sam lebih besar dari perkiraan.

"Ini menunjukkan ekonomi Amerika Serikat menguat. Dan karena itu, lagi-lagi dalam kondisi ini investor global lebih preference investasi di sana," imbuhnya.

Pada perdagangan Jumat, 5 Oktober 2018 pagi, rupiah terlihat masih terpukul ke zona merah dibandingkan dengan perdagangan sore di hari sebelumnya di posisi Rp15.179 per US$.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp15.189 per US$. Sedangkan day range nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.189 hingga Rp15.193 per US$ dengan year to date return di 12,08%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: