Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Meroket Jelang Sanksi AS Terhadap Ekspor Minyak Mentah Iran

Harga Minyak Meroket Jelang Sanksi AS Terhadap Ekspor Minyak Mentah Iran Kredit Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
Warta Ekonomi, London -

Harga minyak naik pada hari Jumat karena para pedagang mengantisipasi pasar yang lebih ketat karena sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran.

Benchmark Brent crude oil naik 30 sen per barel di $84,88 pada 0750 GMT. Pada Kamis, Brent turun $1,34 per barel atau 1,6 persen. Kontrak itu berada di jalur untuk kenaikan sekitar 2,6 persen untuk minggu ini.

Light crude oil AS naik 40 sen menjadi $74,73, naik 2,2 persen sejak Jumat lalu.

Kedua minyak mentah benchmark mundur pada Kamis menyusul berita kenaikan persediaan minyak AS dan setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan mereka akan meningkatkan output setidaknya sebagian untuk menutupi gangguan yang diharapkan dari Iran.

Namun pull-back tidak sedikit melonjak pada kenaikan dua bulan yang telah menambahkan 15-20 persen ke harga minyak sejak pertengahan Agustus karena sanksi AS yang akan datang pada Teheran membatasi ekspor minyak mentah Iran.

Washington ingin pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia berhenti membeli minyak Iran mulai 4 November untuk menekan Tehran untuk menegosiasikan kembali kesepakatan nuklir.

Tidak jelas persis berapa banyak dampak sanksi terhadap pasokan tetapi banyak analis mengatakan mereka memperkirakan ekspor Iran turun sekitar 1 juta barel per hari (bpd).

"Ekspor Iran bisa jatuh di bawah 1 juta bpd pada November," ungkap bank AS Jefferies, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/10/2018).

"Kini tampak bahwa hanya China dan Turki yang bersedia menanggung resiko pembalasan AS dengan bertransaksi dengan Iran," ungkapnya.

Jefferies Bank mengatakan "ada cukup minyak untuk memenuhi permintaan, tetapi kapasitas cadangan global berkurang ke tingkat terendah yang dapat kami dokumentasikan yang berarti gangguan pasokan lebih lanjut akan sulit bagi pasar untuk dikelola, dan dapat menyebabkan lonjakan harga minyak mentah,” tambahnya.

Spekulan telah mengakumulasi posisi beli bullish bertaruh pada kenaikan lebih lanjut dalam harga hampir 1,2 miliar barel minyak. Sementara itu, jumlah posisi short dalam enam kontrak berjangka dan opsi minyak terbesar telah jatuh ke level terendah sejak sebelum 2013.

Namun Goldman Sachs mengatakan tren naik mungkin tidak bertahan lama.

"Sementara risiko kenaikan harga akan berlaku untuk saat ini, data fundamental di luar Iran belum berubah bullish dalam pandangan kami," ungkap Goldman dalam sebuah catatan kepada klien.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: