Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut Bantah Acara IMF-WBG 2018 Bermewah-mewahan

Luhut Bantah Acara IMF-WBG 2018 Bermewah-mewahan Kredit Foto: Nico Martiano Akbar
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah bahwa pemerintah bermewah-mewahan dan terlalu boros dalam penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WBG pada 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.

"Jadi, kalau orang bilang IMF mewah, itu salah, ya kami begini saja. Ada yang bilang sewa mobil mewah, padahal itu Mercedes tahun 2013. Jadi, jangan buat kami susah, down grade negeri sendiri, saya kritik itu," ujar Luhut yang juga Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 saat konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).

Terkait pendanaan, Luhut bilang pemerintah dan DPR telah menyetujui anggaran yang digunakan berasal dari APBN 2017 dan 2018 sebanyak Rp855,5 miliar, di mana sebesar Rp45,4 miliar dari APBN 2017 dan Rp810,1 miliar dari APBN 2018. Dari total tersebut, Luhut menyatakan, baru Rp556 miliar yang telah digunakan untuk Pertemuan Tahunan IMF-WBG kali ini.

"Itu yang dialokasikan, saya sebagai ketua, sampai hari ini yang digunakan Rp556 miliar, yang sudah dibayarkan Rp192,1 miliar. Nanti ada tambahan dari situ, jadi angka ini kami hemat yang tidak perlu," jelasnya.

Sebagai contoh, kata Luhut, pihaknya tidak membiayai akomodasi para peserta selama di Nusa Dua, Bali.

"Sekarang yang hadir, hasil registrasi terakhir 34.223 peserta. Itu asing ada 14.003 peserta, kami tidak hitung keluarganya, tapi di hotel banyak yang datang dengan anak dan istri. Itu terserah, dia bayar sendiri, kami tidak bayarin. Semua hotel ini dibayar oleh peserta, tapi masa venue dia yang sewa, jadi itu kami," tegasnya.

Menurutnya, penyelenggaraan ini akan membawa manfaat dan keuntungan bagi Indonesia, khususnya Bali sendiri.

"Kami buat untung RI dengan pariwisata, itu kami perbaiki apron pesawat di Bali, kami percepat, sehingga turis Bali naik 1,2 juta per tahun, sehingga okupansi hotel naik dari 60-70% menjadi 70-80%," ucap Luhut.

Kemudian, pihaknya melakukan perbaikan lapangan terbang di Banyuwangi, Danau Toba, dan Labuan Bajo, serta infrastruktur di Mandalika, dan lain-lain.

"Dulu Pak SBY buat tol di Bali, kami buat underpass juga. Jadi, jangan berikan berita yang tidak tahu, terutama tokoh-tokoh yang itu, sudah saya telepon juga sih. Saya bilang, Anda datang saja ke saya, saya berikan angkanya tidak akan diambil, tidak main-main kami, memang kami sudah gila? Kami masih waras, mungkin yang ngomong yang tidak waras. Jadi, jangan bohong, nanti kena operasi lagi," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menggelar Pertemuan IMF-WBG di Bali sebesar Rp855 miliar terlampau besar. Padahal untuk menggelar acara internasional seperti itu cukup dengan anggaran US$10 juta atau sekitar Rp150 miliar.

"Biasanya 10 juta dolar sudah hebat dan mewah," ujar Rizal di kediaman Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Sementara Koordinator Juru Bicara Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, penyelenggaraan IMF-WB di Bali menggeluarkan anggaran yang cukup besar, sehingga kegiatan itu tidak tepat untuk dilakukan. Padahal, seyogyanya ada penghematan anggaran.

"Iya betul (menolak), karena hal tersebut menurut kami sangat substantif, kami pahami Annual Meeting IMF-WB tidak bisa dibatalkan karena anggaran yang sangat besar tersebut sudah dikeluarkan pemerintah dari APBN, namun kami menyarankan melakukan penghematan," ujarnya.

Menurutnya, anggaran yang besar untuk menyelenggarakan pertemuan itu terkesan foya-foya. Pasalnya, Indonesia masih berusaha bangkit dari bencana gempa-tsunami di Sulawesi Tengah. Selain itu, dana tersebut bisa dihemat dan dialihkan untuk penanganan bencana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: