Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Cara Atur Keuangan Generasi Sandwich

Oleh: Meydian Eka Rini, Financial Advisor

Begini Cara Atur Keuangan Generasi Sandwich Kredit Foto: Unsplash/John Schnobrich
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jika sandwich biasanya terdiri dari sebuah roti yang ditumpuk dengan sayuran, telur mata sapi, sepotong ham yang telah digoreng kemudian dipadu dengan selembar keju dan mayonnaise serta saos tomat atau saos sambal maka yang akan kita bahas kali ini adalah bukan roti sandwich yang biasa dimakan, melainkan Generasi Sandwich.

Generasi sandwich merupakan istilah untuk sebuah generasi yang harus menanggung kebutuhan orang tua dan di saat yang bersamaan juga harus menanggung kebutuhan pasangan dan anak-anak. Terbentuknya generasi sandwich bisa juga dikarenakan generasi orang tua tidak mempersiapkan dana pensiun dengan baik atau dana pensiun yang diberikan perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alhasil, mau tidak mau si anak yang menanggung kebutuhan orang tua sedangkan si anak sendiri juga harus menanggung kebutuhan keluarga.

Sebenarnya, istilah generasi sandwich pertama kali dikemukakan oleh pekerja sosial yang bernama Dorothy Miller pada tahun 1981. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan orang dia usia paruh baya (middle age) yang terjepit (sandwiched) dalam memenuhi kebutuhan anak-anak dan juga kebutuhan orang tua mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan kesehatan secara bersamaan.

Memang tidak semua generasi orang tua tak mempersiapkan masa pensiun dengan baik. Ada beberapa generasi orang tua yang sudah mempersiapkan masa pensiun dengan baik. Bahkan, ada yang sebelum mereka pensiun sudah mulai membangun aset produktif yang bisa menjadi tambahan pendapatan pada saat pensiun.

Di zaman modern ini jarang sekali kita jumpai keluarga yang mempunyai banyak anak. Mereka beranggapan bahwa kebutuhan hidup yang semakin mahal membuat mereka perlu membatasi kelahiran anak. Keadaan seperti ini membuat generasi sandwich semakin terjepit. Kalau zaman dahulu setiap keluarga mempunyai anak lebih dari empat bahkan ada yang mempunyai 10 sampai 12 anak sehingga jika harus menanggung kebutuhan hidup orang tua akan terasa lebih ringan. Adapun, keluarga yang hanya mempunyai anak satu atau dua akan terasa lebih berat menanggung kebutuhan orang tua jika para orang tua tidak mempersiapkan dana pensiun dengan baik.

Biaya hidup orang tua termasuk obat-obatan adalah biaya yang sangat mahal ditambah lagi biaya kebutuhan pribadi. Biaya pendidikan anak-anak menyebabkan generasi sandwich harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal setiap bulan. Oleh karena itu, generasi sandwich harus bekerja keras supaya mendapatkan penghasilan yang besar setiap bulan.

Jika memiliki tanggungan untuk memenuhi kebutuhan orang tua serta biaya hidup dan biaya pendidikan anak maka Anda termasuk dalam katergori generasi sandwich. Hal apa yang harus dilakukan untuk mengatur keuangan generasi sandwich?

1. Biaya Anak-Anak

Pada pos ini kita harus cermat dalam mengatur keuangan, apalagi biaya pendidikan setiap tahun naik sampai 20%. Selain cermat dalam mengatur keuangan kita juga harus tepat dalam memilih instrumen investasi untuk mempersiapkan dana pendidikan anak-anak. Sebenarnya, yang dibutuhkan bukan hanya biaya sekolah saja namun kita juga harus memperhatikan biaya-biaya lain pada saat anak menempuh pendidikan misalnya biaya kost (jika jauh dari rumah), biaya hidup sehari-hari (jika kost).

Biaya tersebut seringkali kita lupakan sehingga dana pendidikan yang disiapkan tidak bisa cukup untuk membiayai pendidikan anak.

2. Menyiapkan Dana Hari Tua

Mumpung masih produktif, sedapat mungkin kita harus membangun dana pensiun. Apabila bekerja sebagai karyawan maka tidak ada salahnya apabila tetap mempersiapkan dana pensiun meskipun perusahaan tempat kita bekerja sudah menyiapkan dana pensiun. Dengan memiliki dana pensiun, pada masa depan nanti kita tidak perlu membebani anak-anak.

3. Biaya Orang Tua

Sebagai generasi sandwich ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mengefesiensikan pengelolaan arus kas terutama jika orang tua benar-benar membutuhkan bantuan.

a. Perlindungan Kesehatan

Kita wajib memberikan orang tua program perlindungan kesehatan. Dengan mengikuti program perlindungan kesehatan, arus kas kita bisa lebih stabil. Jika terjadi masalah kesehatan pada orang tua, kita telah membagi tanggungan dengan pihak ketiga penyedia jasa perlindungan kesehatan tersebut.

b. Dana Darurat

Kita perlu membuat dana darurat sedini mungkin. Dana ini akan menyelamatkan kita apabila terjadi hal-hal darurat. Kemudian arus kas juga tidak akan terganggu dengan adanya dan darurat ini. Dana darurat juga bisa menjadi pertolongan pertama jika orang tua mengalami gangguan medis secara tiba-tiba. Bisa juga menjadi dana darurat pada saat gangguan keuangan lainnya misalnya usaha yang kita jalankan merugi atau kita terkena PHK.

c. Memboyong Orang Tua

Jika memang sudah menanggung sebagian dari biaya hidup orang tua maka memboyong orang tua bisa menjadi alternatif terbaik. Dengan tinggal bersama kita bisa memberi perhatian lebih kepada orang tua dan biaya hidup bisa diefesiensikan. Tentu ada konsekuensi di setiap keputusan yang diambil, misalnya kita juga harus memikirkan konsekuensi tentang privacy dan pasangan, kenyamanan kita dan orang tua.

Namun semua masalah tersebut diatasi apabila kita bisa berkomunikasi dengan baik bersama orang tua. Kita juga bisa menjalin komunikasi dengan saudara yang lain untuk bahu-membahu meringankan biaya hidup orang tua. Mekanisme dan proporsi bisa didiskusikan sesuai dengan kemampuan income masing-masing.

Memang tidak mudah menjadi tulang-punggung di dua generasi. Jika kita bisa menyikapi dan mengatur keuangan dengan baik maka kita bisa menikmati dan bisa bersyukur berada dalam kondisi seperti ini. Selain bisa lebih dekat dengan orang tua, kita juga bisa menjadikan kondisi seperti ini sebagai ladang pahala.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: