Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kadin Nilai Blockchain Mampu Tingkatkan Efisiensi Operasional Bisnis

Kadin Nilai Blockchain Mampu Tingkatkan Efisiensi Operasional Bisnis Kredit Foto: Kadin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rico Rustombi mengatakan, penerimaan teknologi blockchain sudah cukup tinggi di tingkat global, dan terbukti dapat meningkatkan keamanan, akurasi, transparansi, dan efisiensi operasional bisnis.

"Kami yakini di tahun-tahun mendatang acceptance dari blockchain akan terus meningkat," ucap Rico dalam Blockchain Applications and Economic Forum 2018 yang digelar Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (9/10/2018).

Hal itu mengingat beberapa perusahaan terkemuka dunia yang sudah melakukan eksplorasi, pengembangan, dan penerapan teknologi blockchain dalam membantu operasional bisnisnya. Adapun perusahaan tersebut antara lain Maersk, Microsoft, Accenture, Oracle, IBM dan berbagai perusahaan kelas dunia lain yang telah bergabung dalam berbagai konsorsium blockchain.

Rico memaparkan, dari sisi aktivitas bisnis, berdasarkan hasil survei CompTIA pada 2017, penerapan teknologi blockchain dilakukan pada aktivitas bisnis, seperti Digital identity sebesar 51%, Asset management/tracking sebesar 49%, Regulatory Compliance/Audit sebesar 49%, Distributed Storage sebesar 48%, Smart Contracts sebesar 45%, dan Cryptocurrencies/Payment sebesar 44%.

Sementara di bidang logistik, aplikasi blockchain dinilai berpotensi menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing.

"Sebagai contoh, Maersk telah bekerja sama dengan IBM untuk mendigitalisasi supply chain atau rantai pasokan mereka dengan teknologi blockchain, sehingga akurasi, transparansi, dan kecepatan pemrosesan dokumen membaik dan biaya dokumen secara signifikan turun," jelas Rico. 

Contoh lain, lanjut Rico, Walmart yang menerapkan teknologi blockchain untuk menelusuri sumber dagingnya dari China dan me-record dari mana daging tersebut berasal, diproses, disimpan di storage, dan kapan dijual berdasarkan tanggal. Hal yang serupa untuk produk lain diterapkan Unilever dan Nestle.

Untuk diketahui, blockchain merupakan sistem pencatatan atau database untuk transaksi yang tersebar luas atau terdesentralisasi di jaringan, atau yang dikenal dengan distributed ledger. Alih-alih mencatat transaksi di sebuah lokasi terpusat, blockchain menggunakan buku besar (ledger) yang tersebar, di mana semua komponen atau node mencatat transaksi yang sama, sehingga semua pihak yang terlibat langsung dapat mengetahui dan memvalidasi transaksi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: