Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkeu Dorong Skema Pembiayaan Inovatif dan Kreatif

Kemenkeu Dorong Skema Pembiayaan Inovatif dan Kreatif Kredit Foto: Nico Martiano Akbar
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus meningkatkan upaya membangun skema pembiayaan inovatif dan kreatif untuk memperkuat ketahanan fiskal. Pemerintah dalam hal ini, menginisiasi beberapa skema pembiayaan inovatif dan kreatif dengan bentuk Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan menugaskan BUMN di bawah Kemenkeu, serta skema Blended Finance.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, salah satu tujuan yang ingin dicapai dari implementasi skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif untuk mencapai target pembangunan, namun tetap menjaga agar APBN tetap sehat dan akuntabel.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa pembiayaan yang inovatif dan kreatif sendiri menitikberatkan pada upaya mencari sumber pembiayaan alternatif yang tidak bergantung pada APBN.

"Hal tersebut bertujuan agar ketahanan fiskal tetap terjaga dengan mendorong peningkatan partisipasi sektor/pihak di luar pemerintah turut serta dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan," ujar Sri Mulyani dalam Diskusi Media Pembiayaan Kreatif dan Inovatif: Showcase Model Indonesia dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, kemarin, Senin (9/10/2018).

BUMN dan instansi di bawah Kemenkeu diharapkan dapat memainkan peran penting sebagai instrumen fiskal sekaligus aktor pembiayaan kreatif untuk mengimplementasikan Value for Money dalam upaya mengakselerasi pembangunan nasional.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, selama ini tugas Kementerian PUPR untuk belanja infrastruktur jika hanya memakai APBN tidak akan cukup.

"Untuk belanja jalan tol sudah Rp360 triliun, dengan pembiayaan alternatif kita bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan program yang dicanangkan bersama," katanya dalam kesempatan yang sama.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyampaikan, KPBU memiliki keunggulan, yaitu menjaga governance (transparan, akuntabel, dan mempertimbangkan risiko).

"Dengan KPBU kita bisa mengakses the best talent available dan bisa memperkaya produk-produk keuangan kita," ucap Rudiantara.

Skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif, antara lain KPBU merupakan skema penyediaan dan pembiayaan infrastruktur yang berdasarkan pada kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (swasta). 

Pada 2019, direncanakan beberapa proyek infrastruktur yang dibangun melalui skema KPBU-Availability Payment (pembayaran ketersediaan layanan) dengan nilai diperkirakan Rp9,38 triliun. Skema lain adalah pemberian penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam hal ini, dukungan pemerintah diberikan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), pemberian pinjaman, atau penjaminan. 

Satu lagi skema inovatif yang dikembangkan adalah skema Blended Finance sebagai salah satu instrumen keuangan, di mana proses pembiayaan melibatkan pihak swasta dan industri jasa keuangan untuk mendukung proyek-proyek dalam pembangunan yang berkelanjutan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: