Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Irwandi Yusuf Ajukan Gugatan Praperadilan

Irwandi Yusuf Ajukan Gugatan Praperadilan Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf mengajukan gugatan praperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Klien kami mengajukan permohonan praperadilan terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 27 September 2018," kata pengacara Irwandi Yusuf, Santrawan T Paparang, di Jakarta, Selasa (9/10/2018)

Sidang perdana praperadilan Irwandi Yusuf terhadap KPK digelar di PN Jakarta Selatan pada Selasa ini.

"Hari ini adalah agenda sidang pertama cuma ditunda karena KPK belum siap, sehingga diagendakan lagi minggu depan," ujar Paparang.

Surat permohonan praperadilan teregistrasi Nomor: 119/pid pra/2018 yang intinya berdasarkan beberapa alasan utama terkait proses penanganan perkara yang dilakukan KPK mulai dari proses administrasi penyelidikan dan penyidikan.

"Alasan itu kita akan uji melalui pengadilan apakah proses yang dilakukan KPK ini sudah on the track atau belum. Kita bilang mulai dari deklarasi KPK soal terjadi OTT dalam kasus ini sampai upaya paksa penangkapan hingga penetapan tersangka tidak sah, dan karena itu kita meminta KPK menghentikan seluruh proses penyidikan kasus ini," kata Paparang.

Pengacara Irwandi lainnya, Haposan menambahkan salah satu keberatan yang diajukan dalam praperadilan itu langkah KPK yang memberikan publikasi melalui pemberitaan penangkapan Irwandi telah terjadi operasi tangkap tangan.

"Padahal itu tidak benar karena pada hari Selasa 13 Juli lalu itu pukul 20.00 WIB, KPK mendatangi pak Irwandi di rumah jabatan gubernur dan di sana tidak pernah bertemu dengan orang yang namanya Ahmadi, Muyasir atau Fadli dan Hendry Yusal yang disebut sebagai pemberi suap yang juga terjaring dalam kasus yang sama, tetapi klien kami dipanggil ke Mapolda Aceh dan diinterogasi di sana. Ini kan tidak benar. Tetapi KPK sudah buru-buru menyebut ini OTT," ujar Haposan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: