Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Bakal Terbitkan Green Sukuk Kembali di 2019

Pemerintah Bakal Terbitkan Green Sukuk Kembali di 2019 Kredit Foto: Antara/Nicklas Hanoatubun
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Surat utang syariah untuk pembangunan proyek berbasis lingkungan atau green sukuk tampaknya masih menjadi andalan Indonesia di 2019. Hal ini karena penerbitan green sukuk untuk pertama kalinya pada Maret 2018 lalu mendapat respons positif dari pasar. Untuk itu, pemerintah kembali mempertimbangkan untuk kembali menerbitkan green sukuk di tahun depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai bahwa ketertarikan investor terhadap green sukuk berlatar keinginan pasar untuk menambah portofolio mereka.

"Mereka (investor) bukan lagi money machine, mereka memikirkan portofolio. Itu lah mengapa kami terbitkan green sukuk," ujar Sri dalam salah satu diskusi di Pertemuan Tahunan IMF-WBG di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).

Meski tetap mengandalkan green sukuk sebagai salah satu instrumen pembiayaan, selain reguler sukuk dan reguler bond, pemerintah masih belum punya kepastian berapa nilai yang akan diterbitkan pada 2019 nanti. Kementerian Keuangan baru akan memutuskan angka penerbitan green sukuk untuk 2019 setelah ada kesepakatan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 bersama parlemen.

Green sukuk yang ditawarkan Indonesia, ujar Sri, sesuai dengan underlying project yang sedang digarap di Indonesia. Sejumlah proyek yang diincar investor, antara lain proyek energi baru terbarukan dan transportasi hijau. Proyek energi baru terbarukan seperti pembangkit listrik panas bumi, pembangkit listrik mikro hidro, dan pembangkit listrik tenaga solar. Sementara proyek transportasi hijau, termasuk proyek MRT dan LRT yang sedang digarap di Jakarta. 

"Saya optimistis, dengan reputasi yang dimiliki Indonesia dalam terbitkan sukuk dan bond, Indonesia bisa menggaet investor," ujar Sri.

Sementara itu, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini menambahkan, pihaknya mulai tergerak untuk menerbitkan green sukuk. Sayangnya, rencana penerbitan green sukuk oleh PT SMI sempat tertunda karena belum ada underlying project yang cocok dengan kemauan investor. Akhirnya, pada Juli 2018 lalu PT SMI memilih menerbitkan green bond dengan nilai Rp500 miliar. 

"Makanya kami tertarik sekali untuk green sukuk ini. Cuma tentu, kami harus carikan dulu underlying-nya," kata Emma.

Tema lingkungan hidup ikut menjadi pembahasan penting dalam Pertemuan Tahunan IMF -WBG di Bali. Salah satu yang menjadi pembahasan terkait hal ini adalah pembiayaan kegiatan penanggulangan perubahan iklim dengan menggunakan instrumen baru yang disebut green sukuk.

Indonesia memang tercatat sebagai pionir dalam penerbitan obligasi hijau di kawasan Asia Tenggara melalui penerbitan green sukuk senilai US$3 miliar pada Maret 2018, yang terdiri dari global green sukuk senilai US$1,25 miliar dan reguler global sukuk senilai US$1,75 miliar. Respons pasar terhadap penerbitan green sukuk ternyata positif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: