Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: Green Infrastructure Harus Dapat Berkembang

Menkeu: Green Infrastructure Harus Dapat Berkembang Kredit Foto: Antara/Nicklas Hanoatubun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proyek-proyek green infrastructure perlu lebih dipasarkan dengan imbal hasil yang bersaing serta risiko minimal agar dapat  memikat para investor swasta. Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) dalam sambutan di acara Seminar Japan Bank of International Cooperation (JBIC) “How to Mobilize Private Investment for Green Infrastructure Promoting Intraregional Connectivity” yang merupakan rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bali 2018.

Menkeu menyayangkan pasar potensial untuk proyek green investments masih sangat kecil dan kurang beragam.

"Green infrastructure juga membutuhkan investasi di depan, dan baru memberikan hasil dalam jangka panjang, kemudian juga kerap berisiko terkait ketidakpastian regulasi, ekonomi dan perkembangan teknologi," jelas Menkeu, Kamis (11/10/2018).

Menkeu menilai pemerintah harus melakukan intervensi agar green financing dan green infrastructure dapat terus berkembang.

"Pemerintah telah berkomitmen untuk anggaran pembangunan infrastruktur senilai US$400 miliar pada kurun 2015-2019. Khusus untuk anggaran 2019, pemerintah telah mengalokasikan sebesar 26,67 milyar dollar AS untuk infrastruktur, lebih besar dari alokasi anggaran 2018," tambah Menkeu.

Sri Mulyani percaya, bahwa tidak ada satu model green financing yang berhasil untuk semua negara. Kebijakan dan pilihan investasi harus sesuai dengan masing-masing kondisi negara, dalam suatu strategi yang komprehensif.

"Dalam hal ini saya menyambut pembiayaan inovatif yang akan membuka kesempatan bagi green infrastructure, yang tentunya akan membawa banyak manfaat kedepan,” kata Menkeu.

Acara seminar JBIC ini juga menghadirkan pembicara Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, Gubernur JBIC, Tadashi Maeda, dan 200 peserta dari  ADB, Astra Infra, OPIC dan perusahaan-perusahaan Jepang.

Menkeu memaparkan juga, bahwa JBIC telah menjadi salah satu mitra strategis Indonesia dan selama ini melakukan bantuan teknis dalam bidang pembiayaan infrastruktur. JBIC telah berkontribusi dalam pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia untuk mendukung konstruksi pembangkit energi, rel kereta dan jalan tol.

Pada 2016, JBIC telah memberikan pinjaman langsung ke beberapa BUMN sejumlah US$310 juta tanpa jaminan pemerintah. Pada 2017, JBIC juga telah berkomitmen memberikan US$3,7 miliar ke Indonesia. Menurutnya, Angka ini menunjukkan komitmen tinggi JBIC dalam bekerjasama dengan pemerintah, BUMN dan sektor swasta dalam mendukung pembangunan Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Berita Terkait