Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Solusi Pemerintah Tingkatkan Akses Keuangan Perempuan Pengusaha

Solusi Pemerintah Tingkatkan Akses Keuangan Perempuan Pengusaha Kredit Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan akses perempuan atas instrumen keuangan karena perempuan pengusaha terus menunjukkan keengganannya untuk mengakses layanan perbankan.

Dalam sambutannya di acara Toronto Centre for Global Leadership in Financial Supervison, rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bali 2018, Sri menuturkan, memberikan kesempatan akses keuangan tidak hanya bagus untuk perempuan itu sendiri, tapi juga keluarganya.

"Dalam kasus Indonesia, peningkatan akses keuangan bagi perempuan menjadi semakin mendesak, bukan hanya karena kebutuhan mengatasi ketidaksetaraan, tetapi juga karena sifat demografinya. 86 juta perempuan berada pada usia produktif (20-64 tahun). Investasi pada perempuan dan remaja perempuan menjadi penting," ujar dia sesuai pernyataan resminya yang diterima di Jakarta.

Adapun langkah-langkah untuk meningkatkan akses perempuan atas instrumen keuangan, yaitu pelatihan pengusaha, program literasi keuangan, meningkatkan pencairan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Rp 120 triliun yang dialokasikan tahun ini menjadi Rp123,53 triliun karena meningkatnya permintaan kredit UMKM.

Selain KUR, pemerintah telah meluncurkan dan menyalurkan skema kredit untuk usaha Ultra Mikro (UMi). Guna melengkapi skema-skema ini, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mengalokasikan sekitar Rp100 miliar pada 2018 untuk membiayai perusahaan-perusahaan startup melalui lembaga pengelolaan dana dengan suku bunga rendah, 4,5% per tahun.

Selama iniĀ perempuan pengusaha enggan meminjam dari bank karena beberapa alasan. Pertama, tingkat bunga yang tinggi dibandingkan dengan pinjaman dari keluarga dan teman. Kedua, prosedur dan dokumen yang rumit. Dan ketiga, kurangnya kebutuhan atau keinginan. Selain itu, persyaratan bank yang mewajibkan agunan menjadi alasan lain mengapa pemilik usaha kecil, khususnya perempuan, tidak meminjam dari bank.

Karena kesulitan yang dihadapi perempuan dalam mengakses instrumen perbankan, perempuan pengusaha cenderung menggunakan sebagian hasil mereka untuk berinvestasi dalam modal. Sayangnya beberapa wanita mungkin tidak dapat membuat keputusan ini secara independen karena ketergantungan mereka pada pemangku kepentingan lain atau anggota keluarga.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: