Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSI Bilang Prabowo 'Ngawur', Penyebabnya 'Tak Terduga'

PSI Bilang Prabowo 'Ngawur', Penyebabnya 'Tak Terduga' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam sebuah pertemua di LDII, Prabowo Subianto menyebut Indonesia saat ini dalam kondisi tekor atau rugi karena hidup dalam utang. Olehnya itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku heran dengan tudingan Ketum Gerindra itu.

Juru Bicara PSI, Dedek Prayudi, mengatakan pihaknya tidak paham dengan pernyataan Prabowo, apakah itu merupakan konsistensi atau hanya sebagai kelakar yang dilakukan secara terus-menerus.

"Kami tak paham, ini adalah konsistensi dalam kengawuran atau kebohongan secara terus-menerus," katanya di Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Ia menjelaskan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia soal angka kemiskinan tidak menunjukkan hal seperti yang dituduhkan Prabowo. Sebab angka kemiskinan terus mengalami penurunan sejak era reformasi.

"Hingga hari ini. Pada Februari 2018, angka kemiskinan bahkan sudah menyentuh level terendah sepanjang sejarah bangsa, yakni di bawah 10%," ujarnya.

Menurutnya, Prabowo memakai ilmu 'cocokologi' dalam membandingkan data. Selain angka kemiskinan yang terus menurun, juga mengutip data pendapatan per kapita yang disebut terus naik.

"Dalam menyebut Indonesia semakin miskin, beliau mengatakan pendapatan rakyat tetap sama, nilai Dolar naik. Ini adalah definisi operasional kemiskinan yang ia karang sendiri, cocokologi yang mengkhianati kaidah ilmu ekonomi," terangnya.

Dari data BPS dan Bank Dunia, lanjut Dedek, daya beli masyarakat meningkat 5% tiap triwulan. Angka ketimpangan juga tercatat menurun sejak 2014.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: