Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Aksi Jual Massal, Gunawan: Bursa Saham Kompak Melemah

Akibat Aksi Jual Massal, Gunawan: Bursa Saham Kompak Melemah Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Medan -

Aksi jual massal investor saham di berbagai bursa saham menyebabkan seluruh Bursa saham Global kompak melemah. Pelemahan terdalam berada pada Shenzhen Stock Exchange yang mana pelemahan terjadi sebesar 6,446% disusul oleh pelemahan Taiwan Stock Exchange yang melemah 6,313%, Shanghai melemah 5,223%, Korea melemah 4,44%, Dow Jones melemah 3,14% dan Nasdaq melemah 4%.

Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan pelemahan ini terjadi  oleh adanya sentimen negatif Trump yang mengomentari kebijakan kenaikan suku bunga yang telah dilakukan The Fed sebelumnya. Kenaikan suku bunga yang terus menerus terjadi di AS dirasa bertolak belakang dengan keinginan Trump. 

"Sejalan dengan kritikan yang dilontarkan Trump, saya menilai The Fed tidak perlu membuang amunisi dengan menaikkan suku bunga The Fed secara bombardier di tengah penguatan pertumbuhan ekonomi AS yang sedang menggeliat. The FED harus juga mempertimbangkan kondisi ekonomi di negara berkembang juga Indonesia," katanya, Jumat (12/10/2018).

Namun, pelemahan IHSG hari ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan pelemahan yang terjadi di Bursa Global lainnya. Investor dalam negeri berhasil menopang pelemahan saham yang cukup tajam saat pembukaan perdagangan. 

"IHSG tercatat melemah 117 poin atau turun 2% di level 5.702. level tertinggi IHGS berada di level 5.746 dan level terendah berada di level 5.669," ujarnya.

Disisi lain, investor saham dalam negeri tampaknya sudah belajar dari krisis tahun 2008 dimana membuat sejumlah investor asing melakukan aksi jual massal pada hampir seluruh bursa saham termasuk Indonesia. 

"Kepanikan semacam ini membuat pasar saham mengalami kejatuhan yang signifikan. Padahal gejolak krisis tersebut diperankan oleh AS. namun tetap saja pasar modal di Indonesia terkena dampaknya," ujarnya.

Disisi lain, pelemahan Rupiah masih terus berlangsung dan Rupiah semakin terpuruk melewati Rp15.300 per dolar AS. Menjelang penutupan perdagangan sore Rupiah diperdagangkan dikisaran Rp15.305 per US Dolar. 

"Bank Indonesia saat ini harus berupaya kuat menjaga nilai tukar Rupiah karna pelemahan Rupiah saat ini sangat jauh dari fundamentalnya. Apalagi saat ini dolar AS semakin menguat tajam," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: