Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga: Teknologi Digital Dongkrak Produktivitas Industri

Airlangga: Teknologi Digital Dongkrak Produktivitas Industri Kredit Foto: Reuters/Rebecca Cook
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian terus mendorong percepatan adopsi teknologi digital di sektor industri manufaktur nasional. Upaya ini penting untuk membuka kunci pertumbuhan dan produktivitas serta penghubung guna menghasilkan inovasi produk yang berkualitas dan kompetitif di pasar global.

"Sebanyak 60% kegiatan manufaktur dapat diotomatisasi dengan teknologi digital. Perubahan-perubahan ini mendorong dunia menuju masa depan produksi yang terintegrasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/10/2018).

Menurut Airlangga, pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan inovasi menjadi ciri implementasi revolusi industri 4.0. Contohnya, nanti perusahaan manufaktur, pemasok peranti, dan pelanggannya akan terhubung pada platform Internet of Things (IoT).

"Berdasarkan beberapa hasil studi internasional, penerapan industri 4.0 dapat menambah total market ekonomi kita hingga US$200 miliar di 2030. Selain itu, juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2%," ungkapnya.

Bahkan, survei McKinsey (2018) menyebutkan, teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar US$3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16%, lebih tinggi dari total Produk Domestik Bruto (PDB) sedunia saat ini.

Airlangga mengatakan, perkembangan ekonomi digital dianggap akan mengontrol ekosistem atau cara hidup manusia di masa depan. Contohnya di bidang telekomunikasi, saat ini pilihannya hanya dua, Android dan IOS.

"Bank bisa saja tidak dibutuhkan karena marketplace sudah menyediakan layanan penjualan, pembayaran, dan pengiriman. Selain itu, financial market sekarang berbeda, sudah konvergen dengan teknologi. Dengan teknologi, semua data bisa terbuka, terekspos ke pasar," ucapnya.

Karenanya, lanjut dia, 17 juta tenaga kerja yang dimiliki Indonesia harus dimaksimalkan kemampuan dan kapasitas digitalnya pada 2030. Total jumlah tenaga kerja tersebut meliputi satu juta profesional digital, termasuk insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, dan analis tingkat lanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: