Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bupati dan ASN Deklarasi Gunakan LPG Non PSO 

Bupati dan ASN Deklarasi Gunakan LPG Non PSO  Kredit Foto: Antara/Irfan Anshori
Warta Ekonomi, Balikpapan -

Bupati Nunukan, Kaltara Laura Hafid mengajak ASN di lingkungan pembangunan Nunukan untuk mengeliminasi penggunaan tabung gas milik Malaysia (tonggas) dan menggantinya dengan tabungan LPG Pertamina.

Bahkan Laura meminta ASN berjanji untuk mulai hari ini menggunakan produk indonesia sebagai bentuk kedaulatan energi bangsa Indonesia.

" Tonggas Malaysia harus kita  dieliminasi. Siap semuanya?, Janji? Seluruh yang hadir wajib gunakan Bright Gas termasuk keluarga tolong diberitahukan," tegasnya  saat deklarasi penggunaan LPG non subsidi bagi aparatur sipil negara Kabupaten Nunukan, di Hotel Laura, Nunukan, Sabtu pagi (13/10/2018).

Diakui gas Petronas ukuran 14 kg sudah sejak dulu digunakan masyarakat begitu pula dengan Pertamina hanya saja stok keberadaan LPG Pertamina tidak jelas sehingga masyarakat menggunakan gas Malaysia.

"Dari 19 kecamatan, sebanyak 13 kecamatan 90% menggunakan produk Malaysia, 6 kecamatan menggunakan 100 persen gas Malaysia. Ini jadi PR kita semuanya dan masyarakat harus rela meninggal Tonggesnya dengan pakai produk LPG Pertamina ," tandas Laura yang ditetapkan sebagai Ambassador Bright Gas oleh Pertamina Kalimantan.

Hanya saja Laura meminta pula kepada Pertamina untuk lebih memastikan stok kebutuhan gas bagi 4000 ASN dan masyarakat Kabupaten Nunukan.

"ASN saya perintah gunakan produk Pertamina. Tapi Pertamina jangan sampai stok habis dan harga lebih mahal,"  pintanya.

Meksi demikian penerapan di masyarakat dilakukan secara bertahap dengan dilakukan edukasi kepada masyarakat terutama perilaku pasar yang menggunakan produk Malaysia sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Nunukan.

"Di masa kepemimpinan sayangnya penggunaan produk luar kayak makanan Apolo sudah kita singkirkan  Pertamina tiap bulan mendatang produk non PSO bright gas sebanyak 500 tabung yang dikirim dari gudang di Tarakan. Sedangkan LPG PSO 3 kg dikirim setiap bulannya sebanyak 60 ribu tabung." katanya.

Sambungnya, "Kita punya komitmen apa yang diharapkan masyarakat. Dulu 1 bulan kita kirim satu kali pakai kapal 29 ribu tabung sekarang 3 kali  sebulan  sebanyak 31 ribu tabung," kata Region Manager  Domestik Gas Pertamina MOR VI Tiara Thesaufi usai kegiatan deklarasi penggunaan LPG non PSO.

Pihaknya mengaku sebelumnya memang tidak terkordinir dengan baik suplai LPG di Nunukan namun sejak awal 2017 pihaknya meningkatkan stok gas di Nunukan.

"Dulu sudah ada belum terorganisasi dengan baik. Agen atau suplai belum ada. Hampir 1 tahun sejak 2017 tingkatkan penyediaan stok untuk ketahanan. Mereka jangan sampai sudah pakai susah cari. Persepsi itu tidak akan terjadi lagi rutin pengiriman tepat waktu tepat tepat jumlah dan tepat harga," tandasnya. 

Jika melihat harga, membeli tabung gas Malaysia  Ukuran 14 kg sekitar Rp1 juta sedangkan LPG Pertamina ukuran 12 kg 580 ribu. Sedangkan untuk refilnya milik Pertamina Rp180 kg 12,  ukuran Bright Gas 5,5 kg Rp90 ribu. Sedangkan Malaysia Ukuran 14 kg dijual Rp200-300 ribu.

 

Seorang ASN Kabupaten Nunukan Rasna mengaku sudah tiga tahun menggunakan gas Bright Gas ukuran 12 kg seharga 

140 ribu."Dari pada gunakan Malaysia kita pakai Pertamina dah tiga tahun ya 2-3 bulan karena penggunaan gak banyak. Tapi memang harus pastikan stoknya ada," ujar Rasna ASN Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nunukan.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: