Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KBI Bangun Jaringan Melalui Pelatihan Pancasila

KBI Bangun Jaringan Melalui Pelatihan Pancasila Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komunitas Bela Indonesia (KBI) membangun jaringan melalui pelatihan juru bicara (jubir) Pancasila di Semarang, Jawa Tengah.

Koordinator KBI, Anick H.T., menyebutkan bahwa kegiatan pelatihan itu didasari hilangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai Pancasila.

"Memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa membuat banyak pihak prihatin," kata Anick dalam informasi yang diterima di Jakarta, Minggu (14/10/2018).

Anick mengaku tingkat kesadaran masyarakat terhadap Pancasila yang menurun menimbulkan keresahan dan kekhawatiran sehingga terbentuk Komunitas Bela Indonesia.

Ia menyatakan bahwa KBI memperkenalkan pelatihan juru bicara Pancasila yang diselenggarakan di 25 provinsi di Indonesia.

Paham sektarianis dan politisasi agama yang menguat, menurut Anick, merupakan bukti falsafah kebangsaan mulai hilang setelah era orde baru.

Melalui pelatihan juru bicara Pancasila, Anick berharap falsafah kebangsaan Indonesia melalui Pancasila kembali kuat pada tataran masyatakat.

Anick menuturkan pelatihan juru bicara Pancasila dipersiapkan secara matang dengan membuat buku rujukan berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia.

Buku tersebut ditulis Denny J.A. bersama tim yang diharapkan menjadi panduan teoritis bagi masyarakat untuk memahami Pancasila dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern.

Anick menyebutkan pelatihan juru bicara Pancasila ini juga mempertemukan kaum lintas agama dalam satu kemah bersama untuk merekatkan dan menjembatani anak muda, serta generasi milenial dengan latar belakang yang beragam untuk berinteraksi dan memperbincangkan keberagaman.

"Selain penguatan isu kebangsaan, teman-teman juga akan dilatih skill penulisan, berdebat serta manajemen media sosial. Pengelolaan media sosial menjadi poin penting dalam pelatihan ini. Kita akan sama-sama mengampanyekan Pancasila di media sosial," ucap Anick.

Media sosial juga dipenuhi dengan banyaknya berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian sehingga memicu konflik dan sektarianisme. Oleh karena itu, konten positif yang berorientasi menjaga ideologi kebangsaan perlu dikampanyekan seluas-luasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: