Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Kebocoran Data, Facebook Fokus Pulihkan Kepercayaan Pengguna

Setelah Kebocoran Data, Facebook Fokus Pulihkan Kepercayaan Pengguna Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebocoran data yang menyerang 29 juta akun Facebook beberapa waktu lalu merupakan pencurian data terbesar pada Facebook. Pihak perusahaan pun menderita kerugian terkait biaya pelanggaran privasi yang terjadi. Tak hanya itu, keresahan pun muncul di antara pengguna Facebook.

Komisaris Perlindungan Data Irlandia selaku Pengatur data UE utama di Facebook membuka penyelidikan terhadap pelanggaran tersebut. Pihak berwenang di yurisdiksi lain termasuk negara bagian AS dari Connecticut dan New York juga ikut menyelidiki serangan cyber itu.

Mengutip Reuters, Wakil Presiden Facebook Guy Rosen berujar, “Kami akan melakukan segala cara untuk kembali mendapatkan kepercayaan para pengguna.”

Untuk menghadapi masalah bulan lalu, Facebook meminta 90 juta pengguna agar login kembali ke akun mereka sebagai tindakan pencegahan. Pakar keamanan mengatakan, pengungkapan pelanggaran Facebook tiba lebih awal daripada yang kemungkinan akan terjadi sebelum diberlakukannya Peraturan Perlindungan Data Umum Uni Eropa pada bulan Mei, yang mengamanatkan pemberitahuan dalam 72 jam setelah mempelajari kompromi.

Sementara, regulator di seluruh dunia menanyakan tentang masalah lain pada Maret lalu, yakni bagaimana rincian profil dari 87 juta pengguna Facebook tidak diakses secara tepat oleh perusahaan data politik Cambridge Analytica.

Menurut surat kabar Nikkei pada Jumat (12/10/2018) lalu, Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang (JPPC) telah melaksanakan penyelidikan ke perusahaan media sosial.

"Kami bekerja sama dengan regulator lokal termasuk JPPC tentang pelanggaran data," tulis pihak Facebook melalui surat elektronik, dikutip dari Reuters.

Tiga kesalahan dalam perangkat lunak Facbook memungkinkan seseorang menggunakan “lihat sebagai” untuk memposting dan menelusuri dari akun Facebook milik pengguna lainnya. Fitur “lihat sebagai” dianggap sebagai kelemahan yang dimiliki Facebook. Fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk memeriksa pengaturan privasi dengan memperlihatkan tampilan profil mereka kepada orang lain. Kerentanan tersebut dimanfaatkan oleh peretas mulai dari Juli 2017 hingga akhir bulan lalu, saat pihak Facebook menyadari peningkatan penggunaan fitur “lihat sebagai” yang tidak biasa.

Rosen mengatakan, para penyerang memanfaatkan fitur “lihat sebagai” dari akun yang mereka kontrol untuk mendapatkan data dari teman di akun tersebut. Kemudian, mereka menggunakan alat yeng mereka kembangkan untuk melakukan hal yang sama pada teman-teman dari akun tersebut, dan seterunya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: