Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dan Swiss Bakal Selesaikan Perjanjian IE-CEPA Akhir Tahun Ini

Indonesia dan Swiss Bakal Selesaikan Perjanjian IE-CEPA Akhir Tahun Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan bahwa Indonesia dan Swiss sepakat untuk menyelesaikan perjanjian Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) sebelum akhir 2018. EFTA terdiri dari empat negara Eropa, yaitu Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. 

Penegasan ini disampaikan Mendag usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi Swiss Johann Schneider-Ammann pada Jumat (12/10/2018) lalu, di Nusa Dua, Bali di sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. 

"Pertemuan bilateral dengan Swiss ini dimaksudkan untuk melanjutkan hasil pertemuan bilateral yang kami lakukan di Zurich, Swiss beberapa waktu lalu. Indonesia dan Swiss bertekad menyelesaikan perjanjian IE-CEPA tahun ini," jelas Mendag dalam keterangan resminya. 

Target penyelesaian perjanjian IE-CEPA ini, lanjut Mendag, sesuai dengan amanat yang diberikan Presiden Joko Widodo. Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah dalam pertemuan terakhir perundingan IE-CEPA pada 31 Oktober 2018 mendatang. Tim negosiasi dari empat negara EFTA akan ke Bali untuk melakukan finalisasi perjanjian tersebut. 

Setelah pertemuan finalisasi IE-CEPA nanti, kelima negara sepakat untuk mengumumkan secara resmi diselesaikannya perundingan ini pada pertemuan tingkat menteri EFTA yang menurut rencana akan diadakan di Jenewa, Swiss, pada 23 November 2018. 

"Selanjutnya adalah proses teknis untuk dilakukan legal scrubbing dan terjemahan ke dalam bahasa masing-masing negara," tambah Mendag. 

Sedangkan isu minyak kelapa sawit yang menjadi perhatian utama bagi Indonesia telah menunjukkan hasil positif. Swiss telah melakukan referendum terkait isu tersebut dan hasil referendum menyatakan bahwa minyak kelapa sawit dibutuhkan untuk industri domestik di Swiss, dan kekhawatiran terkait pelarangan sawit tidak beralasan lagi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: